TRIBUNNEWS.COM - Isu jatah menteri mencuat jelang pelantikan Presiden Terpilih Prabowo Subianto pada 20 Oktober 2024 mendatang.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memprediksi Prabowo Subianto akan langsung mengumumkan kabinetnya pada malam hari setelah dilantik.
Hal tersebut tujuannya agar roda pemerintahan tetap berjalan.
"Saya pikir iya ya, mestinya seperti itu, karena semaksimal mungkin tidak ada vakum, mungkin seperti itu tekniknya," ujarnya di Kantor Staf Presiden, Rabu (2/10/2024).
Kemudian, mengenai isu Prabowo akan mengumpulkan para menteri kabinet baru di Magelang di awal pemerintahan nanti, Moeldoko mengaku tidak mengetahuinya.
"Saya tidak tahu, saya tidak masuk ke sana, saya tidak masuk ke sana," tegasnya.
Jumlah Menteri Diisukan Jadi 44
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, telah menanggapi terkait kabar penambahan jumlah kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran menjadi 44.
Dasco menyebut, saat ini jumlah nomenklatur kementerian masih dalam tahap simulasi.
"Jadi begini, soal berapa jumlah sampai dengan sekarang masih kita simulasikan," jelas Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Ia menegaskan, jika nantinya ada penambahan jumlah kementerian, hal itu bagian dari optimalisasi kerja-kerja pemerintahan mendatang.
Baca juga: Politisi PDIP Kutip Perbincangan Prabowo ke Puan: Udahlah Saya yang ke Teuku Umar Juga Tidak Masalah
Namun, Dasco menyebut kepastian jumlah kementerian itu akan diketahui pada H-7 pelantikan Prabowo sebagai presiden terpilih.
"Sehingga jumlah ada yang bilang 44, ada yang bilang 42, ada bilang 40 kita juga masih melakukan simulasi."
"Mungkin nomenklatur maupun orang itu akan final H-7 atau H-5," papar Dasco.
Golkar Dikabarkan Dapat Jatah 5 Menteri
Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, mengatakan partainya menyerahkan sepenuhnya terkait menteri kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Meski begitu, Sarmuji berharap agar kursi menteri dari Golkar melebihi dari isu yang saat ini beredar.
Adapun Golkar digadang-gadang akan mendapatkan jatah lima kursi menteri di Kabinet Prabowo mendatang.
"Saya berdoa lebih tapi kan kita tidak tahu Pak Prabowo maunya berapa, tapi doa saya mudah-mudahan bisa lebih, supaya Partai Golkar bisa berkontribusi secara riil kepada masyarakat," ujarnya di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
Menurut Sarmuji, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia sudah melakukan pembahasan dengan Prabowo terkait nama menteri.
"Di internal Golkar sudah ada komunikasi, Ketua Umum sudah bicara sama Pak Prabowo, tapi tentu hak prerogatif ada Pak Prabowo. kita tidak bisa mendahului keputusan Pak Prabowo," tegasnya.
"Tapi kita sudah identifikasi kader-kader baik kita yang siap masuk ke dalam kabinet, urusan siapa nanti yang masuk kita serahkan kepada Pak Prabowo," lanjut Sarmuji.
Meutya Hafid Diusulkan Jadi Menteri Prabowo
Sarmuji menyebut satu nama yang turut diusulkan Golkar untuk menjadi menteri di Kabinet Prabowo yakni Ketua DPP Partai Golkar sekaligus mantan Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid.
Namun, perihal penempatan Meutya nantinya termasuk soal kabar akan ditempatkan sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Sarmuji belum dapat memastikannya.
"Yang jelas Bu Meutya dimasukkan dalam daftar usulan, tapi posisinya seperti apa nanti presiden terpilih yang menentukan," jelasnya.
Baca juga: Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Jokowi: Saya Kira Baik, Komunikasi Bisa Sambung
Sementara itu, Meutya Hafid sempat dipanggil ke kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/9/2024).
Prabowo diketahui memanggil sejumlah tokoh ke kediamannya menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden 2024-2029.
Meutya Hafid mengatakan, kedatangannya ke Hambalang dalam kapasitasnya sebagai mantan Ketua Komisi I DPR RI.
Mengingat, Prabowo merupakan salah satu mitranya sebagai Menteri Pertahanan RI.
"Kalau dengan beliau, beliau kan mitra. Presiden terpilih sekaligus juga mitra Komisi I."
"Kami kemarin kan baru menyelesaikan lima Undang-undang bersama beliau, jadi seputar tugas-tugas Komisi I," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2024).
Meutya lantas membantah pertemuan itu untuk membahas peluangnya menjadi menteri dalam kabinet Prabowo.
"Belum ada, dan saya kan enggak terlibat dalam pembahasan menteri."
"Itu prerogatif presiden, jangan diduga-duga. Kita tunggu saja nanti," tuturnya.
Baca juga: Puan Didapuk Jadi Ketua DPR, Tanda-tanda PDIP Mulai Berkompromi dengan Koalisi Prabowo-Gibran
Meutya juga membantah bahwa Prabowo menawari dirinya masuk ke dalam kabinetnya pada pertemuan tersebut.
"Enggak, enggak ada tawaran. Nunggu ada aja (tawaran)" tambah dia.
Sebagai informasi, tokoh-tokoh yang dipanggil oleh Prabowo ke Hambalang di antaranya yaitu Asisten Khusus Menteri Pertahanan (Menhan), Sjafrie Sjamsoeddin.
Ada juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.
Lalu, ada sejumlah elite Partai Gerindra dan Kabais Letnan Jenderal TNI Yudi Abrimantyo.
Diumumkan H-5 sebelum Pelantikan
Sebelumnya, Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan, susunan kabinet pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan diumumkan pada H-5 sebelum pelantikan.
Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, susunan kabinet itu meliputi jumlah kementerian, nomenklatur kementerian, hingga nama-nama calon menteri.
Menurutnya, nomenklatur kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran masih fluktuatif dan dinamis.
"Jumlah nomenklatur kementerian sampai dengan saat ini masih dinamis."
"Sehingga kalau ditanya berapa, saya belum bisa menjawab," ungkapnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (30/9/2024).
Dasco menambahkan, orang-orang dari kalangan profesional lebih banyak dipilih Prabowo ketimbang elite partai.
"Saya belum bisa memberikan jawaban yang pasti."
"Dan nanti kita akan sama-sama lihat karena itu adalah prerogatif daripada presiden terpilih."
"Seperti apa nanti postur kabinetnya, nanti kita akan lihat pada waktunya nanti," terang Dasco.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Taufik Ismail/Rizki Sandi Saputra/Igman Ibrahim)