News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pakar Soroti Gaya Komunikasi Gibran dan Kaesang Saat Hadapi Serangan

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep mengenakan rompi bertuliskan Putra Mulyono' di Desa Daru, Jambe, Kabupaten Tangerang, Selasa (24/9/2024).

“Jangan lupakan (bahwa) mereka adalah generasi native digital. Perspektif komunikasi mereka sangat dipengaruhi dan dimainkan oleh media sosial sebagai platform politik mereka. Mereka membaca, mengenali, dan memengaruhi persepsi publik melalui media sosial,” ucapnya.

“Layaknya anak muda sekarang, media sosial menjadi alat komunikasi dan transaksi gagasan. Komunikasi politik melalui media sosial menyerap informasi secara langsung, dan mereka tidak mudah terbawa perasaan,” lanjutnya.

Ketiga, Widiya menjelaskan Gibran dan Kaesang berkomunikasi dengan gaya milenial, namun tidak reaktif dalam menanggapi kritik yang ditujukan kepada mereka.

Widiya menambahkan bahwa mereka mencoba bersikap santai dan tidak merasa perlu merespons kritik dengan kemarahan atau serangan balik kepada pihak yang mengkritik. 

Sikap ini secara tidak langsung menjadi "serangan balik" bagi para pengkritiknya, karena mereka tidak terprovokasi.

“Secara psikologis, Gibran dan Kaesang mengamati apa yang menjadi konsumsi publik, kemudian menampilkannya dengan gaya milenial mereka. Mereka menanggapi kritik secara santai, menjawabnya dengan bukti, dan tidak menghabiskan waktu untuk berbalas komentar politik,” ucapnya.

“Tiga kondisi ini yang membentuk dan memengaruhi sikap politik mereka, sehingga membuat publik melihat mereka sebagai politisi yang penuh kedewasaan,” lanjutnya.

Selain itu, Widiya mengatakan bahwa dalam perspektif komunikasi politik, penggunaan rompi bertuliskan "Putra Mulyono" oleh Kaesang adalah bentuk humor politik yang mengekspresikan gaya politik santai, rendah hati, dan cenderung nyeleneh.

“Seperti yang saya katakan tadi, generasi milenial, zilenial, dan alpha punya cara tersendiri dalam menyampaikan pesan politik dan menjawab stigma negatif. Kaesang dengan gaya Jawa cenderung tidak membalas tudingan secara frontal,” jelasnya.

Widiya juga menyebutkan bahwa tradisi seperti ini bagus untuk membentuk budaya politik di masa depan, agar politik tidak lagi diwarnai oleh ketegangan, kemarahan, dan keributan yang merusak persatuan bangsa.

Baca juga: 3 Fakta Kaesang Pakai Kaus Putra Mulyono, Pengamat Sebut untuk Tarik Simpati & Perhatian Publik

"Kaesang seakan mau bilang, ya ora popo mau kritik saya, tapi saya juga punya cara sendiri menjawab apa yang orang stigma negatif ke saya, berpolitik gak usah baper-baperan, justru berpolitik riang gembira menjadi tujuan utama dari pesan Kaesang tersebut,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini