* Menerapkan sistem sertifikasi tanah yang lebih efisien untuk menyelesaikan perselisihan dan mengakui hak-hak adat atas tanah, sehingga mengurangi konflik dan penggunaan tanah tanpa izin.
* Mendukung transisi menuju praktik pertanian berkelanjutan yang meningkatkan hasil panentanpa memperluas lahan, seperti agroforestri.
3. Kurangnya Keterlibatan Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal sering kali merasa tidak terhubung dengan keputusan yang diambil mengenai penggunaan lahan di wilayah mereka, sehingga dapat menimbulkan penolakan terhadap inisiatif konservasi dan bahkan keterlibatan dalam kegiatan ilegal.
Solusi:
* Memperluas program perhutanan sosial yang memberdayakan masyarakat untuk mengelolasumber daya hutan secara berkelanjutan.
* Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada anggota masyarakat mengenai praktikberkelanjutan dan manfaat konservasi.
* Melibatkan pemimpin lokal dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan untuk memastikan bahwa strategi konservasi sesuai dengan budaya dan diterima secara luas.
4. Ketergantungan Ekonomi Global
Perekonomian Indonesia sangat bergantung pada ekspor seperti minyak sawit dan kayu, yang terkait dengan deforestasi.
Mengurangi deforestasi mungkin berdampak pada sektor-sektor ekonomi ini.
Solusi:
* Mendorong diversifikasi ekonomi di wilayah yang bergantung pada industri yang banyakmelakukan deforestasi.
* Mempromosikan dan mewajibkan sertifikasi untuk minyak sawit dan produk kayu untukmemastikan produk tersebut memenuhi standar keberlanjutan internasional, sehinggamempertahankan pasar ekspor sekaligus mengurangi dampak lingkungan.
* Bekerja sama dengan badan-badan internasional untuk memastikan bahwa perjanjian perdagangan mencakup klausul lingkungan hidup yang kuat yang mendukung praktik produksi berkelanjutan.
5. Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim memperburuk tekanan terhadap hutan Indonesia melalui peningkatan frekuensi kebakaran hutan dan perubahan pola curah hujan, yang dapat menghambat upaya reboisasi.