TRIBUNNEWS.COM - Selama 10 tahun pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tercatat berhasil membangun 521 proyek infrastruktur transportasi nasional yang mencakup darat, laut, udara serta perkeretaapian.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan infrastruktur transportasi tersebut menciptakan konektivitas di seluruh wilayah Indonesia dan tidak hanya berfokus pada Pulau Jawa atau Jawa Sentris, tetapi Indonesia Sentris.
“Berkaitan dengan konektivitas itu biasanya dilengkapi dengan Indonesia sentris. Jadi kita tidak bertumpu pada pembangunan di Pulau Jawa, tetapi juga memprioritaskan pembangunan di luar Pulau Jawa,” ungkap Menhub Budi dalam wawancara eksklusif dengan Tribunnews, dikutip Selasa (8/10/2024).
Kemenhub mencatat bahwa pada sektor transportasi darat, terdapat 157 proyek yang terlaksana yaitu meliputi pembangunan Terminal Tipe A di 6 wilayah, rehabilitasi Terminal Tipe A pada 53 tempat, pembangunan pelabuhan penyeberangan 44 tempat dan rehabilitasi pelabuhan penyeberangan 54 wilayah.
Kemudian, pada sektor transportasi udara terdapat 27 pembangunan bandar udara baru dan 4 rehabilitasi udara. Lalu, pada sektor perkeretaapian telah terlaksana 55 pembangunan jalur KA serta 25 peningkatan dan rehabilitasi jalur KA.
Pembangunan sektor transportasi laut tercatat menjadi yang paling banyak yaitu 193 proyek, yang terdiri dari 2 pembangunan pelabuhan baru dan 165 rehabilitasi pelabuhan.
Baca juga: Kemenhub Usulkan Tol Laut Dilanjutkan Era Pemerintahan Prabowo Subianto
Menhub Budi menyebut, Presiden juga mengarahkan Kemenhub untuk menciptakan konektivitas dalam rangka mengurangi disparitas antara wilayah Indonesia Barat dan Indonesia Timur.
“Harga bahan-bahan seperti gula, beras, dan semen lebih mahal. Karena itu presiden mendorong kita untuk membangun lebih dari 130 kapal untuk membuat kapal perintis, kapal tol atau tol laut, dan kapal ternak, ditambah jembatan udara,” jelasnya.
Pembangunan beragam infrastruktur nasional tersebut ditujukan untuk menjangkau masyarakat Indonesia Timur, sehingga mereka dapat mengakses bahan-bahan baku dengan lebih mudah.
Hasilnya, menurut Menhub Budi, telah terlihat secara kualitatif maupun kuantitatif. Salah satunya melalui pembangunan proyek Tol Laut. Sebelumnya pada tahun 2015, penyelenggaraan Tol Laut hanya terdapat 3 trayek dengan 11 pelabuhan. Di tahun 2024 tercatat ada 39 trayek yang menjangkau 114 pelabuhan.
Pencapaian ini pun berdampak pada penurunan harga bahan baku di wilayah Indonesia timur. Tercatat, rasio konektivitas nasional turut memberikan dampak yang signifikan terhadap kontribusi PDB Sektor Transportasi dan Pergudangan sebesar 63.50 persen.
Baca juga: Delapan Tahun Jadi Menteri Perhubungan Era Jokowi, Budi Karya Sumadi: Saya Happy
Menjadi negara yang diperhitungkan
Dengan pembangunan infrastruktur nasional yang signifikan dan sinergi kolaboratif dengan berbagai pihak, Menhub menyebut di masa pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia telah menjadi salah satu negara yang diperhitungkan oleh dunia. Negara-negara lain seperti Arab Saudi, Uni Emirate Arab (UAE), Jepang hingga Korea memberikan apresiasi terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.
Hal ini turut berdampak positif pada hubungan Indonesia dengan berbagai negara maju serta memudahkan pemerintah memperoleh dana dari negara lain melalui kerja sama bilateral.
Menurutnya, dulu cukup sulit bagi Indonesia untuk bertemu dan berdiskusi dengan menteri dari negara-negara yang lebih makmur dan maju. Namun, saat ini peluang untuk berdiskusi dengan menteri transportasi dari negara lain, seperti China, bisa terbuka lebar.
"Ini satu kebanggaan yang tidak ternilai bahwa apa yang dijalankan Pak Jokowi dan kawan-kawan dengan sungguh-sungguh membuahkan kepercayaan, sehingga kami juga tidak sulit untuk mendatangkan dana-dana dari luar. Itu kita jalankan secara konsisten," ungkap Menhub Budi.
Menhub Budi mengapresiasi kinerja pemerintahan Presiden Jokowi. Ia mengungkapkan bahwa ada tiga kunci sukses Presiden Jokowi dalam memimpin Indonesia sehingga bisa sangat dihormati di dunia.
"Satu, dia punya visi. Kedua, dia pekerja keras. Yang ketiga, dia merangkul semua masyarakat," ungkapnya.
Baca juga: Jokowi Ingin Bandara IKN Berstandar Internasional, Bambang Haryo Berharap Kemenhub Mewujudkannya