Ia berujar bahwa dirinya menyampaikan Prabowo untuk menjadikan pendidikan sebagai gerakan pencerdasan untuk Indonesia Raya yang berkemajuan.
Menurutnya, Prabowo juga menyampaikan beberapa hal agar dirinya bisa bekerja sama sebaik-baiknya.
"Dan saya bercanda tadi, tidak perlu pantun ya Pak Prabowo kali ini. Pantunnya sudah saya sampaikan waktu Bapak menyampaikan visi dan misi di Muhammadiyah Surabaya," terangnya.
Di sisi lain, ia tak tahu mengapa kementerian yang akan dipimpinnya dipisahkan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi yang ada saat ini.
Abdul Mu'ti mengaku hanya diberi amanah oleh Prabowo untuk memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Kalau pendidikan dasar menengah berarti tidak mencakup perguruan tinggi. Kalau pendidikan dasar itu nomenklaturnya meliputi pendidikan prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal."
"Tidak ada penjelasan dari beliau kenapa itu dipecah. Hanya menyampaikan bahwa tugas kementerian ini sangat penting dan sangat sentral untuk menbangun dan mencerdaskan kehidupan bangsa," ucapnya.
Ia membeberkan telah bertemu Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad beberapa hari lalu.
Dalam pertemuan itu, menurut Abdul, dirinya diminta untuk menandatangani dua dokumen, yaitu pakta integritas dan surat kesediaan.
"Yang satu dokumen kesediaan untuk menjadi bagian dari menteri dalam kabinet Pak Prabowo."
"Yang kedua pakta integritas yang isinya normatif saja, setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan siap mendukung pemerintah Pak Prabowo dan menjaga wibawa beliau sebagai presiden serta juga menjaga wibawa bangsa dan negara," ucapnya.
Nasaruddin Umar
Pada Senin kemarin, Nasaruddin Umar tiba di kediaman Prabowo sekitar pukul 18.45 WIB.
Ia datang dengan mengenakan baju batik berwarna kuning dan kopiah hitam di kepalanya.
Pertemuannya dengan presiden terpilih tak berlangsung terlalu lama, pada pukul 19.41, dirinya keluar dari kediaman Prabowo.