Jika alasan yang disampaikannya tidak masuk akal, Saiful mengatakan kedua lembaga survei itu akan diaudit secara forensik.
Setelah itu, sambungnya, akan digelar survei ulang dengan melibatkan Dewan Etik Persepi.
“Kalau dua langkah tadi tidak menjawab masalah maka akan dilakukan survei ulang oleh tim khusus Perpesi,” kata Saiful.
Selain Saiful, tim Dewan Etik Persepi terdiri dari Prof Asep Saefuddin berasal dari Badan Statistik Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Prof Hamdi Muluk dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI).
Saiful juga mengatakan jika kedua lembaga survei melakukan kesalahan dan terbukti melanggar etik berat, maka dipastikan akan dikeluarkan dari Persepi.
Selanjutnya, kata Saiful, Persepsi akan mengeluarkan putusan tidak merekomendasikan lembaga survei ke publik untuk dipakai.
“Pasti kalau terbukti melanggar etik berat bisa dikeluarkan dari perhimpunan dan tidak direkomendasikan ke publik untuk dipakai. Kami pernah 2 kali melakukan sanksi berat ini pada anggota. Bahkan mereka dikeluarkan atau keluar sendiri sebelum dikeluarkan,” pungkas Saiful Mujani
RK-Suswono Unggul di Survei Poltracking, Pramono-Rano Unggul di LSI
Perbedaan hasil survei terjadi antara lembaga survei Poltracking dan Lembaga Survei Indonesia terkait elektabilitas paslon di Pilkada Jakarta 2024.
Berdasarkan hasil survei Poltracking, paslon nomor urut 1, Ridwan Kamil dan Suswono unggul dibanding paslon lainnya.
Survei yang digelar pada 10-16 Oktober 2024 itu menunjukkan Ridwan Kamil dan Suswono memiliki elektabilitas hingga 51,6 persen.
Sementara di peringkat kedua ada paslon nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno yang memiliki elektabilitas 36,4 persen.
Sedangkan paslon independen nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardhana Abyoto kalah jauh dan hanya memiliki elektabilitas 3,9 persen suara. Lalu ada responden belum menentukan pilihan sebanyak 8,1 persen.
Adapun hasil survei ini dirilis pada Kamis (24/10/2024) kemarin oleh Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda.