Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Wihaji mengaku, pihaknya belum dilibatkan dalam program makan bergizi gratis.
Padahal untuk menekan angka stunting bisa dicegah sejak masa mempersiapkan perkawinan.
“Saat kegiatan di Magelang, dibicarakan bahwa program makan bergizi gratis itu difokuskan untuk anak SD sampai ke atas. Sementara di kami BKKBN juga menangani untuk treatment gizi dari proses mau menikah, melahirkan, batita, balita. Kelompok ini belum ada treatment-nya dari Badan Gizi Nasional,” ujar dia saat menerima kunjungan dari Menko PMK Pratikno di kantor BKKBN, Jakarta, Kamis (31/10/2024).
Pihaknya mengatakan, siap terlibat dalam program pemerintahan baru itu.
BKKBN ujar dia, memiliki data lebih dari 73 juta keluarga Indonesia, dimana 8,6 juta keluarga diantaranya berisiko stunting.
Selain data, pihaknya juga mempunyai kader-kader dan tim pendamping keluarga yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kami punya 593 ribu pasukan, kader-kader posyandu, ini kelebihan kita,” ungkap Wihaji.
Menanggapi hal itu, Menko PMK Pratikno menegaskan bahwa masalah stunting memerlukan pendekatan holistik, mencakup berbagai aspek mulai dari edukasi kesehatan ibu dan anak, penyediaan gizi yang cukup, hingga sanitasi layak yang mendukung tumbuh kembang anak.
Menurutnya, upaya ini berhasil jika ada kolaborasi antarsektor yang terkoordinasi dengan baik.
“Oleh karena itu, tadi kita membahas bagaimana melakukan sinkronisasi agar program-program lintas kementerian ini menjadi lebih tepat sasaran,” ungkap Pratikno.