Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Katua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ermalena MHS mengungkapkan kesedihan soal partainya tidak lolos ke Senayan pada Pemilu 2024.
Lewat catatan kegagalan PPP, dia menilai pentingnya melakukan revitalisasi kepengurusan partai ke depan dengan catatan pengalaman yang sudah dilalui sekarang.
Hal itu disampaikannya dalam acara diskusi ‘Tidak Lagi di Senayan, PPP Harus Bagaimana?’ yang digelarnnPimpinan Pusat Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) Di Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (5/11/2024).
“Karena partai ini harus diurus. Mereka yang pamit kemudian pergi, tapi kita harus yakin kalau ada yang pergi insya Allah ada yang datang,” tegasnya.
Ermalena pun menyinggung soal pelaksanaan Muktamar PPP yang kini tengah disiapkan oleh DPP Partai. Di mana, penyelenggaraan Muktamar tak lama lagi akan digelar oleh PPP.
“Sebentar lagi insya Allah kita akan Muktamar. Kamis besok kita akan memperlaksanakan rapat PH (pengurus harian). Dan kalau tidak salah, sebelum puasa kita akan melaksanakan Muktamar,” kata dia.
Ermalena menilai, sudah waktunya bagi PPP untuk melakukan reformasi kepengurusan secara totalitas.
“Artinya kita perbarui, bisa saja yang memimpin masih yang lama, tapi bahwa ada tenaga-tenaga baru, yang kita harapkan bergabung di partai persatuan pembangunan ini ke depan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Kader senior PPP Ali Hardi Kiaidemak mengingatkan bahwa seluruh jajaran partai untuk kembali menggaungkan semangat khitah 1973 dalam menjaga keutuhan partai berlambang Ka’bah ini.
Sebab, dia menilai peristiwa politik Pemilu 2024, menjadi pelajaran berharga dan penting bari PPP, yang gagal lolos ke Parlemen Senayan.
“Semangat khitah 1973, harus terus menjadi pegangan bagi PPP untuk bangkit pada Pemilu
2029, mendatang,” kata Ali.
Ali juga menilai pentingnya menjaga kekompokan partai dalam menjalani organisasi partai. Selain itu, dia pun mendorong agar PPP turun mengaet tokoh-tokoh publik untuk mau bergabung.
Ali pun mencontohkan sosok Sandiaga Uno yang masuk ke struktural PPP. Dia pun berharap hal itu bisa dilakukan oleh PPP di masa kepengurusan mendatang.
“Kalau tidak menambah tokoh dari luar, susah mengembalikan yang hilang,” ujarnya.
Kader muda PPP, Prisa Kirey mengungkapkan jika kader-kader muda PPP kini sangat membutuhkan sosok ‘superhero’ dalam partai.
Sebab, selama kurang lebih 4 tahun terlibat di PPP, dirinya tak menemukan sosok pemimpin yang bisa mengakomodir serta dekat dengan para kader muda.
“Kita membutuhkan superhero, atau leader yang bisa dijadikan contoh. Setelah 4 tahun disini, saya lama di GMPI, artinya ketum PPP merasakan perbedaan. Ini sangat penting menjadi leader, kita ingin tahu juga sistem perpolitikan PPP seperti apa,” kata Prisa.
Fenomena tak lolosnya PPP di Parlemen ini turut dianggapi oleh Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago.
Dalam diskusi itu, Arifki melihat bahwa PPP pada hari ini mengadapi dinamika dan distrupsi partai politik.
Sebab, dia mengatakan, secara simbol partai, PPP sangat kuat. Tetapi, perubahan zaman yang membuat PPP lupa melakukan transformasi di era pasca reformasi.
Arifki pun mencontohkan bagaimana Golkar yang merupakan partai di zaman orde baru, berhasil melakukan transformasi saat masuk era pasca reformasi.
“Golkar partai sejak orde baru, tapi kini dia didukung oleh kader dan calon anggota legistalif yang unggul secara elektoral maupun finansial. Apalagi, kader yang bergabung kuat secara finansial dan kuat secara ketokohan di daerahnya,” kata Arifki.
Dia lantas mengatakan bahwa PPP masih memiliki kesempatan untuk melakukan transformasi partai untuk menghadapi Pemilu mendatang.
Dimana, organisasi GMPI yang diisi oleh generasi muda bisa menjadi salah satu motor kebangkitan PPP.
“Saya melihat apa yang dilakukan GMPI ini mengorbidkan PPP, bukan memisahkan. Tapi PPP butuh rebrendin partai Islam atau tengah, tapi paling tidak segmen kelas menengan muslim kena,” jelasnya.
Dia juga mendorong kader muda PPP untuk lebih aktif di media sosial dalam merebrebding partai Ka’bah ini.
“Ke depan gimana? menggunakan media sosial untuk menjaga eksistensi partai,” pungkasnya.