News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Koalisi Cek Fakta Temukan 2.119 Hoaks Sepanjang Semester I 2024, 31 Persen Terkait Konten Pemilu

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho (kiri) di acara Indonesia Fact-Checking Summit (IFCS) 2024 di Jakarta pada Kamis (7/11/2024)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koalisi Cek Fakta yang terdiri dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), mengungkap pantauan hoaks pada semester I 2024 mencapai 2.119 temuan.

Angka ini hampir menyentuh total temuan hoaks sepanjang tahun 2023 sebesar 2.330.

Berdasarkan angka temuan hoaks pada semester I 2024 itu, 31,6 persen adalah berita bohong terkait pemilu.

Hal ini mencerminkan pesta politik menjadikan hoaks sebagai alat untuk mempengaruhi opini publik.

“Hoaks merusak atau menaikkan citra kandidat. Hoaks juga mendelegitimasi Pemilu,” ujar Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho dalam acara Indonesia Fact-Checking Summit (IFCS) 2024 di Jakarta, Kamis (7/11/2024).

Septiaji menerangkan, setelah Pilpres 2024, perhatian publik ke Pilkada diiringi juga dengan hoaks politik.

Tercatat pada Maret 2024, hoaks yang ditemukan mencapai 394, 328 di bulan April, 412 di bulan Mei, dan Juni sebesar 296 hoaks.

Baca juga: Hoaks Meninggalnya Cabup Empat Lawang, Joncik Muhammad Laporkan Akun FB ke Polda Sumsel

Hal ini menandakan hoaks tetap ada meski Pilpres sudah rampung dan adanya peralihan hoaks dari Pilpres ke perhelatan Pilkada.

Berdasarkan analisis lebih lanjut terhadap hoaks pada semester I 2024, hoaks lebih banyak menyasar kandidat 35,1 persen; Pemerintah pusat 20,9 persen; KPU 8,9 persen; tokoh politik 5,6 persen; Warga 5,2 persen, dan lainnya di bawah 5 persen.

Septiaji menyebut hoaks Pilkada bersifat lokal yang menyasar kandidat maupun penyelenggara pemilu.

"Hoaksnya bersifat lokal, menyasar ke kandidat maupun penyelenggara pemilu,” jelas dia.

Baca juga: Kementerian Komdigi Bakal Patroli Siber Perangi Hoaks dan Ujaran Kebencian Selama Pilkada 2024

Guna menghadapi potensi masifnya sebaran hoaks di pemungutan suara Pilkada, Koalisi Cek Fakta menyelenggarakan Indonesia Fact-Checking Summit (IFCS) 2024 di Jakarta pada Kamis (7/11/2024).

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat betapa pentingnya verifikasi informasi di tengah era digital dan media sosial.

Forum ini juga jadi wadah para pemangku kepentingan terkait untuk berdiskusi merumuskan strategi, dan menguatkan kerja sama untuk menekan sebaran hoaks.

Sejumlah topik yang dibahas mencakup hoaks berbasis kecerdasan buatan (AI), hingga strategi dan mitigasi menghadapi gangguan informasi.

Program Manager Cek Fakta dari Mafindo, Puji F Susanti mengungkap beberapa tantangan yang dihadapi Koalisi Cek Fakta dalam upaya mencerdaskan masyarakat di tengah gempuran era digital dan media sosial. 

Misalnya, penyebaran hoaks yang masif dan sistematis tak bisa dihentikan jika hanya mengandalkan segelintir organisasi. Perlu adanya kolaborasi lebih luas dari berbagai pihak, seperti pemerintah, akademisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga media massa. 

Sebab masing - masing memiliki peran strategisnya sendiri dalam menyebarkan kebenaran dan melawan disinformasi yang berpotensi merusak demokrasi.

"Dengan berkolaborasi, kita akan lebih kuat dalam melawan hoaks, terutama menjelang Pilkada 2024,” ujar Puji.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini