TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga saat ini jadi sorotan.
Hal itu terjadi setelah politikus Partai Golkar ini melayangkan somasi kepada guru honorer SD Negeri 4 Baito, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), Supriyani.
Somasi itu dilayangkan setelah Supriyani mencabut pernyataan surat damai.
Surunuddin tidak terima Supriyani mengaku mendapatkan tekanan dan paksaan saat menandatangani surat perdamaian tersebut.
Kasus Supriyani kini terngah berproses di pengadilan setempat.
Supriyani diajukan ke meja hijau setelah dituduh memukul seorang anak polisi.
Meski Supriyani berulangkali membantah hal tersebut.
Selama kasus itu bergulir, sejumlah polisi dan aparat hukum lainnya di Konawe Selatan, menjalani pemeriksaan.
Bahkan Bupati Surunuddin Dangga mencopot Camat Baito Sudarsono Mangidi karena dianggap membantu guru honorer Supriyani.
Dinasti Politik Bupati Surunuddin?
Keluarga Surunuddin disebut-sebut sebagai salah satu 'dinasti politik' di Sulawesi.
Bertarung di pemilihan legislatif 2024, empat anggota keluarga inti Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga terpilih jadi anggota Dewan.
Istri dan tiga anaknya menduduki kursi legislatif di pusat, provinsi, hingga kabupaten.
”Alhamdulillah dengan hasil yang ada. Ini semua karena masing-masing telah memiliki modal sosial di masyarakat, saya kira,” kata Surunuddin saat dihubungi pada Rabu (13/3/2024) sebagaimana dikutip dari Kompas.id.
Keluarga inti Surunuddin Dangga yang bertarung dalam pemilihan legislatif 2024 ada empat orang.
Istrinya, Nurlin Surunuddin, caleg petahana DPRD Provinsi Sultra.
Lalu ketiga anaknya yakni Aksan Jaya Putra terpilih jadi anggota DPRD provinsi dan mundur dari anggota dewan mencalonkan wali kota Kendari.
Kemudian Adi Jaya Putra untuk DPRD Kabupaten Konawe Selatan.
Dia kini mencalonkan Bupati Konawe Selatan periode 2024 – 2029.
Leni Andriani Surunuddin menjadi anggota DPD RI pusat.
Suara dari Rakyat
Nurlin istri sang bupati terpilih kembali untuk caleg DPRD Provinsi Sultra.
Ia maju sebagai caleg Partai Golkar dapil Sultra II, yaitu Konawe Selatan dan Bombana. Ia meraih 22.980 suara alias yang tertinggi di dapil tersebut.
Aksan Jaya Putra juga maju dari Partai Golkar dapil Sultra I, yaitu Kota Kendari, dan meraih 15.318 suara.
Seperti sang ibu, Aksan juga petahana di legislatif tingkat provinsi.
Ia juga sempat digadang-gadang maju sebagai wali kota Kendari pada Pilkada 2024.
Adi Jaya Putra terpilih di legislatif Kabupaten Konsel.
Ia meraih 6.131 suara yang diklaim tertinggi untuk suara calon pribadi se-Sultra.
Berbeda dengan ibu dan adiknya, Adi maju dari Partai Nasdem. Ia juga Ketua DPD Nasdem Konawe Selatan.
Terakhir adalah Leni Andriani Surunuddin yang lolos ke Senayan sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Dalam rekapitulasi KPU Sultra, ia meraih 156.919 suara dan mengunci satu dari empat kursi DPD.
Penjelasan Surunuddin
Surunuddin menyampaikan, kunci terpilihnya para anggota keluarganya ada beberapa hal.
Pertama, keluarga besar telah solid sejak awal. Keluarga besarnya tersebar di Konawe, Konawe Selatan, hingga Kendari. Hal ini memudahkan tahapan selanjutnya.
Tentunya kalau dibilang mendompleng nama saya, itu tidak bisa dihindari karena mereka keluarga. (Surunuddin)
Menurut dia, modal sosial juga tertanam sejak lama.
Nurlin dan Aksan merupakan petahana untuk DPRD Sultra.
Sementara Leni pernah maju pada periode sebelumnya dan memiliki basis puluhan ribu suara. Adapun Adi saat ini juga berkarier di bidang politik.
”Tentunya kalau dibilang mendompleng nama saya, itu tidak bisa dihindari karena mereka keluarga. Secara pengalaman juga saya di legislatif 15 tahun, dan hampir 10 tahun sebagai bupati. Kalau orang mengingat dan memilih keluarga kami, itu adalah hasil investasi sosial,” ujar Surunuddin dikutip dari Kompas.id.
Terkait strategi dan logistik, Surunuddin tidak membantah bahwa dirinya turut terlibat. Sejak awal ia memberi saran daerah pemilihan yang tidak saling bentrok dengan lainnya. Ia juga membantu untuk biaya kampanye keluarga.
”Tapi, tidak seberapa (biaya) membantunya. Saya bilang dari awal, kalau kalian mau maju jangan pernah ganggu saya. Silakan berusaha sendiri, bermodalkan modal sosial yang terbangun sejak lama. Tidak ada saya intervensi di lapangan,” tuturnya.
Menurut Surunuddin, untuk terpilih diperlukan jejak panjang di masyarakat.
Tidak hanya memiliki biaya, tetapi juga investasi sosial di masyarakat. Sebab, para pemilih juga telah melek politik dengan berbagai saluran pengawasan yang terbuka.
Terpilihnya empat anggota keluarga tentu dekat dengan anggapan politik dinasti.
Ia mengaku maju dalam kontestasi adalah hak politik masing-masing yang tidak bisa ia larang.
Latar Belakang dan Kekayaan Surunuddin
Sebelum menjadi bupati, Surunuddin pernah bekerja sebagai pegawai negeri sipil pada 1975 hingga 1997.
Pada 1975 hingga 1977, ia menjadi Manager Proyek Operasi Bhakti Yon Zikon 11/3 Rehabilitasi Jalan/Jembatan Kendari-Kolaka.
Ia juga ditunjuk sebagai Pemimpin Bagian Proyek Peningkatan Jalan Kendari-Kolaka pada 1978-1982 dan Pemimpin Bagian Proyek Peningkatan Jalan Pomalaa-Kasipute pada 1982-1984.
Surunuddin kemudian menduduki posisi sebagai Kepala Pekerjaan Umum (PU) Wilayah Kendari Selatan/Buton Daratan pada 1984-1985.
Pada 1997, Surunudin memutuskan mundur sebagai PNS untuk terjun ke dunia bisnis dan politik.
Sebelum mundur, ia pernah menjaddi Ketua Bagian Koperasi dan Wiraswasta DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi Tenggara pada 1990-1995.
Ia juga mengemban tugas sebagai Ketua Bidang Koperasi dan Wiraswasta dan UKM DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi Tenggara 1995-2000.
Jabatan lain yang pernah diduduki Surunuddin selama di Golkar adalah Wakil Ketua DPD Golkar Sulawesi Tenggara periode 2000-2005 dan Ketua DPD Golkar. Konawe Selatan sejak 2005.
Pada 2004-2009, Surunuddin menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Konawe Selatan.
Perjalanan Surunuddin berlanjut sebagai Ketua DPRD Kabupaten Konawe Selatan dan anggota DPRD Sulawesi Tenggara pada 2014-2019.
Harta kekayaan Surunuddin Dangga
Merujuk Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2023, Surunuddin Dangga memiliki kekayaan sebesar Rp 43.166.300.000.
Harta kekayaannya terdiri dari 43 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Konawe dan Kendari dengan total aset mencapai 40.156.600.000.
Selain itu, Surunuddin juga memiliki mobil Toyota LC Prado tahun 2015 senilai Rp 480.000.000, harta bergerak lainnya senilai Rp 550.000.000, surat berharga senilai Rp 1.305.000.000, dan kas dan setara kas senilai Rp 675.000.000.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.id/Kompas.com