Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi sosial, Aksi Sosial Nasi Senin-Kamis menggelar aksi sosial dengan menjual makanan dengan harga murah untuk setiap porsi makanan, yaitu sebesar Rp 2000.
Ketua koordinator Aksi Sosial Nasi Senin-Kamis, Susi Ginting mengatakan sebagai kegiatan sosial untuk mereka yang membutuhkan maka meski harganya sangat murah, makanan tersebut tetap bergizi dan bermutu.
“Ini bagian dari komitmen kami untuk masyarakat ekonomi menengah kebawah dalam mencapai kebutuhan pangan dengan harga yang murah,” ujarnya dalam siaran pers, Senin, (11/11/2024).
Kegiatan tersebut berjalan mulai hari Senin hingga Kamis pukul 11.45 di berbagai titik strategis di kota Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Lokasi lain seperti kawasan pemukiman padat penduduk, sekitar stasiun kereta api dan terminal.
Serta digelar di area berkumpulnya pekerja informal, seperti pasar dan pusat perbelanjaan.
“Adapun wilayah medan yang akan kita jangkau seperti Medan Johor, Medan Selayang, Medan Petisah, Medan Sunggal dan Medan Kota,” katanya.
Langkah ini sekaligus bentuk dukungan untuk program Makan Bergizi Gratis yang digagas Presiden Prabowo.
Aksi ini membuka dukungan dari pihak untuk bergerak bersama. Saat ini sudah melibatkan berbagai komunitas, relawan, serta mitra yang berkomitmen untuk saling berbagi.
Susi yakin melalui kerja sama dapat membangun kesadaran dan pemahaman lebih luas tentang pentingnya berbagi.
“Dengan dilakukan bersama-sama semoga mampu menekan angka kriminalitas dan meminimalisir angka kelaparan kota Medan,” tuturnya.
Masyarakat umum, perusahaan, serta lembaga lainnya dapat ikut berpartisipasi dalam aksi sosial ini.
Caranya melalui donasi uang atau bahan makanan, seperti beras, lauk pauk, sayur, dan bumbu masakan akan digunakan untuk mendukung operasional distribusi.
Masyarakat juga bisa menjadi relawan dalam penyelenggaraan kegiatan distribusi nasi di titik distribusi.
Program makan siang bergizi Prabowo-Gibran
Pemerintah Indonesia sendiri mengalokasikan sebesar Rp71 triliun untuk program MBG pada APBN 2025.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator (Menko) bidang Pangan, Zulkifli Hasan, setelah rapat bersama kementerian dan lembaga di bawah koordinasi Kemenko Pangan di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta.
”Anggaran untuk program makanan bergizi ini mencapai Rp71 triliun. Rinciannya adalah Rp63,356 triliun untuk pemenuhan gizi nasional dan Rp7,433 triliun untuk program dukungan manajemen,” ujar Menko Pangan, Rabu (30/10/2024).
Anggaran sebesar itu menyasar sekitar 19,47 juta orang dari kalangan anak sekolah hingga ibu hamil maupun menyusui.
Untuk itu, Presiden Prabowo Subianto berpesan agar pelaksanaan program MBG ini dilaksanakan dengan baik. Mengingat mata rantai program ini melibatkan banyak pihak mulai dari sekolah, petani, peternak, transportir, ahli gizi, dan pemerintah daerah.
Dalam hal ini, Badan Gizi Nasional (BGN) merupakan koordinator pelaksana dari program MBG ini. Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan, pihaknya sudah membangun 85 satuan pelayanan untuk menjalankan program MBG.
Satuan pelayanan akan melayani 3.000 anak sekolah penerima makan gratis. Ini lebih lengkap dari dapur umum, yakni menjadi tempat memasak makanan sekaligus offtaker produk pertanian lokal.
“Kami sudah membangun hampir 85 (satuan pelayanan). Itu rata-rata untuk bangunan kurang lebih sekitar Rp1,2 (miliar) sampai Rp1,5 (miliar). Nanti peralatannya kurang lebih sekitar Rp700 (juta),” ungkap Dadan, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2024).