TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono berbicara mengenai amanah yang diterimanya untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam menguatkan peran koperasi di Indonesia.
Menurut Ferry, sejak awal Prabowo telah menekankan pentingnya memperkuat koperasi sebagai badan usaha yang bisa tumbuh lebih besar dan lebih baik.
Ia menjelaskan Presiden Prabowo memiliki darah koperasi yang mengalir kuat dalam dirinya, mengingat kakeknya, Margono Djojohadikoesoemo adalah tokoh penting dalam gerakan koperasi di Indonesia.
"Kakek beliau Pak Margono Djojohadikoesoemo adalah merupakan tokoh gerakan koperasi. Bersama dengan Bung Hatta merintis gerakan koperasi pada saat era tersebut," ujar Politikus Gerindra itu saat wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dalam program Ngobrol Bareng Cak Febby (Ngocak Febby), di Kantor Kementerian Koperasi, Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Selain itu, ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo, juga berperan besar dalam pengembangan koperasi pegawai negeri.
Ferry bukan orang baru di dunia koperasi. Ia pengalaman di dunia koperasi dan memiliki posisi di Dewan Koperasi Indonesia dan berbagai koperasi lainnya. Hal ini akan memperkaya langkah dalam membangun Koperasi di Indonesia.
100 Hari Pertama: Hapus Tunggakan Kredit Usaha Tani dan Rebranding Koperasi
Salah satu fokus utama yang akan dijalankan oleh Kementerian Koperasi adalah penghapusan tunggakan Kredit Usaha Tani (KUT) yang mencakup lebih dari 6 juta petani dan nelayan pada masa krisis 1998-1999.
Ferry menegaskan pemerintah berkomitmen untuk menghapuskan sisa tunggakan sekitar 5 triliun rupiah yang belum terhapuskan.
Selain itu, Ferry menjelaskan dalam 100 hari pertama, Kementerian Koperasi akan melakukan rebranding koperasi dengan mendorong koperasi untuk memasuki sektor-sektor usaha besar, seperti pertambangan, perminyakan, dan industri lainnya.
Salah satu contoh konkret adalah mendorong koperasi peternakan untuk terlibat dalam industri pengolahan susu atau koperasi sawit untuk memiliki pabrik CPO.
Selain itu, Kementerian juga akan fokus untuk memperkenalkan koperasi kepada kalangan milenial, yang menurut Ferry, banyak yang belum memahami potensi koperasi sebagai badan usaha yang modern dan menguntungkan.
Ferry juga bicara mengenai pentingnya Lembaga Penjamin Simpanan untuk Kooperasi, terutama untuk melindungi simpanan masyarakat.
"LPS, sebaiknya harus ada kalau di perbankan itu kan ada lembaga penjamin simpanan, dan di koperasi memang belum ada hal-hal seperti ini harusnya diakomodir di dalam Undang-Undang Perkoperasian."