News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Program Makan Bergizi Gratis

Makan Bergizi Gratis Dipatok Rp 10 Ribu, Ahli Gizi Sarankan Pakai Protein Ini

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa menyantap makanan bergizi gratis saat jam istirahat di SDN 173 Neglasari, Kelurahan Sadangserang, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (25/11/2024). Program makan bergizi gratis yang dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mulai diuji coba di Kota Bandung terhadap ribuan siswa di beberapa sekolah dasar.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Dosen gizi fakultas kesehatan masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR) Mahmud Aditya Rifqi menyarankan penggunaan bahan lokal guna memenuhi gizi seimbang dalam porsi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dipatok Rp 10.000.

Ia mengatakan, penggunaan bahan lokal lebih rasional karena terjangkau namun kandungan gizinya tidak kalah dengan bahan pangan konvensional.

Baca juga: Soal Prabowo Pertimbangkan Beri Ampunan Koruptor, Bahlil: Uangnya Bisa untuk Program Makan Bergizi

Penyediaan makanan yang bergizi dan berimbang perlu perhatikan porsi, zat gizi dan komposisi.

Mahmud menyebut, tidak bisa dipungkiri bahwa protein menyedot anggaran yang besar karena harganya mahal, misalkan sumber protein dari ayam maupun daging.

“Ini dapat disiasati dengan menggunakan bahan pangan lokal contohnya seperti menggunakan protein dari ikan,” ungkapnya ditulis Sabtu (21/12/2024).

Sumber protein berpotensi itu seperti ikan air tawar. Nila, gurami dan lele karena melimpahnya komoditas tersebut di masyarakat, sehingga memiliki harga yang terjangkau serta mudah didapatkan.

Kandungan protein ikan lele, gurami dan nila juga tidak kalah bagusnya dengan ayam maupun daging.

“Dari segi bahan nabati, penggunaan kacang-kacangan dapat menjadi opsi. Kacang hijau, kacang merah dan produk olahannya dapat menjadi contoh. Kedelai lokal kita dapat digunakan sebagai bahan tempe dan tahu. Selain itu di Indonesia sudah banyak dikembangkan kacang edamame. Keduanya memiliki kandungan protein yang baik,” ungkapnya.

Baca juga: Presiden Prabowo Heran Program Makan Bergizi Gratis Diejek Professor

Lebih jauh penggunaan bahan pangan lokal juga minim perlakuan dan pengawetan sehingga lebih aman dikonsumsi.

“Pertimbangan penggunaan bahan lokal dapat dilihat dari proses farm to table. Semakin panjang prosesnya maka butuh banyak perlakuan dan pengawetan. Sedangkan pangan lokal yang ada di sekitar kita masih segar dan tidak perlu banyak perlakuan dan pengawetan sehingga dapat meminimalisir penggunaan pengawet dan penurunan zat gizi,” jelas Mahmud.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini