Sayuran yang dihasilkan seperti wortel, lobak, selada sempat ke Singapura pada tahun 2001-2003.
Baca juga: Rangkul Para Petani Muda, Orang Muda Ganjar Jabar Gelar Pelatihan Pertanian Organik
Bendahara Yayasan Bina Sarana Bakti Christiana Citra Nariswari menyebutkan bahwa luas lahan kebun organik ini mencapai 13,8 hektar yang meliputi tanah dan bangunan.
“Jumlah petani yang mengelola berjumlah 68 orang, yang terdiri dari 38 orang karyawan plus 30 petani plasma. Istilah petani plasma ini para petani yang khusus direkrut di luar karyawan, biasanya mereka pernah bekerja di Agatho Organic Farm. Para petani ini bertugas mengelola plasma, menanam, merawat dan panen setiap Senin dan Kamis,” imbuh Citra.
Sekretaris Yayasan Bina Sarana Bakti Apri Larastio mengatakan, kebun tanaman organik ini adalah pionir pertanian organis di Indonesia dan hingga kini konsisten menerapkan pertanian organis.
Kata organis ini merujuk pada pertanian yang mempedulikan makhluk hidup lainnya.
Sebagai contoh, lanjut Apri, Jika pada pertanian konvensional menggunakan pengendali nabati untuk membasmi semua hama, sedangkan pada pertanian organis itu tidak ‘membunuh’ makhluk lain, tetapi membiarkan hama untuk ‘kenyang’ dengan sendirinya.
"Ada cara lain lagi menggunakan pengendali alami seperti menggunakan urine kelinci atau sapi yang disiram ke tanah juga ampuh menghalau hama," katanya.
Selain tanaman, ada pula hewan-hewan yang terintegrasi dengan organis karena kotorannya dapat digunakan sebagai pupuk alami, seperti ayam, angsa, kambing, kelinci, dan sapi.
Eji memaparkan bahwa pengelolaan kebun pertan organik ini secara holistik, yaitu merancang dan menata dari hulu ke hilir semua penataan sayuran.
Misalnya, ukuran yang seragam (1x10 meter) yang dirancang untuk mempermudah estándar administrasi. Dari lahan tersebut dapat menghasilkan minimal 15-25 kg sayuran.
“Setiap panen dalam dua kali seminggu (tiap Senin dan Kamis) dapat menghasilkan 600 kg sayuran. Sekitar 150 hingga 300 kg dijual bebas. Sedangkan, sisa panen dijual ke agen-agen,” ujar Eji.
Diakui Eji, permintaan terbanyak sayuran Agatho ini berasal dari Jakarta karena kualitas sayuran Agatho Organic Farm ini terjaga kesegarannya. Apalagi, sayuran organis ini baik untuk proses recovery dari sakit.
“Saat ini terdapat tiga kategorisasi produk yang dijual, yakni kategori produk segar; produk olahan seperti tape, kerupuk singkong, dan selai wortel; dan livestock, yaitu hasil peternakan telur ayam dan angsa,” sambung Eji.
“Ke depannya, Agatho Organic Farm akan mendirikan kafe organis di kawasan tersebut agar masyarakat dapat menikmati hasil panen Agatho secara langsung,” kata Wahyudi.