Menurutnya, kemampuan komunikasi yang baik, kolaborasi lintas budaya, dan empati menjadi bekal penting untuk berkarier.
Kaharuddin percaya bahwa soft skills dan kepemimpinan dapat mendukung mahasiswa tidak hanya dalam dunia profesional, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat.
“Mahasiswa berdaya adalah mereka yang berdampak positif di lingkungannya."
"Soft skills dan kepemimpinan adalah dua hal yang saling melengkapi untuk menciptakan perubahan yang lebih baik,” tutupnya.
9 Kompetensi yang Perlu Dimiliki Mahasiswa
Dalam kesempatan yang sama, Head of Leadership Development and Scholarship (LDS) Tanoto Foundation, Michael Susanto, mengungkapkan setidaknya ada sembilan karakteristik kompetensi yang meski dimiliki seorang mahasiswa.
Dua dari sembilan kompetensi tersebut, yaitu self-awareness (mawas diri) dan care for others (peduli terhadap sesama).
Michael Susanto mengatakan, kompetensi self-awareness adalah bagaimana mahasiswa-mahasiswi betul-betul mengerti siapa dirinya, di mana kelemahan dan kekuatannya, dan mempunyai kebiasaan untuk merefleksi diri.
"Jadi dia tidak cepat mengambil keputusan atau tidak cepat berasumsi, tapi dia punya kebiasaan untuk merefleksi, keadaannya seperti apa ya, seharusnya apa ya, baru dia mengambil keputusan yang tepat."
"Jadi dia enggak buru-buru gitu ya, baik itu dalam pekerjaan, dalam belajar, maupun dalam keuangan misalnya," tuturnya.
Sementara kompetensi care for others adalah bagaimana mahasiswa memiliki kepedulian terhadap orang lain.
"Jadi bagaimana dia bisa menemukan bahwa dia pun bisa berkontribusi di masyarakat, dia pun bisa menunjukkan kepedulian, bahwa dia bisa menjadi bagian dari sesuatu," ungkap Michael.
Sembilan karakteristik kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa:
1. Self Awareness (Mawas Diri)
Memahami kekuatan dan keterbatasannya; mampu mengevaluasi diri, dan memadankan kebiasaan sehari-hari seusai nilai-nilai yang dijadikan panduan hidup.