Dia berharap psikologis masyarakat ini dapat menjadi acuan utama jajaran Korlantas dalam menjalani operasi Nataru.
Sehingga, prinsip utama operasi ini harus dilakukan dengan penuh pendekatan yang humanis.
“Pastinya ditengah-tengah euforia masyarakay di akhir tahun ini akan banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran lalu lintas. Saya harap teman-teman yang dilapangan hindari pendekatan yang represif dan dapat melayani masyarakat dengan senyuman niscaya amal ibadah saudara-saudara Polantas akan dibalas oleh Tuhan,” ujar Stevano.
Lebih lanjut, Stevano mengingatkan Kakorlantas dalam membuat posko-posko penjagaan juga dapat bekerja sama dengan Kabidokes untuk menyediakan perawat atau dokter.
Sebab, seringkali masyarakat mengalami kelelahan bahkan kecelakaan di momen-momen Nataru ini.
“Terakhir saya juga mendengar aspirasi dari masyarakat bahwa sering kali dalam momen mudik seperti ini terjadi penumpukan yang sangat padat di rest area. Saya rasa Korlantas harus jadi memikirkan bagaimana rekayasa lalu lintas di titik-titik rest area ini,” kata Stevano.
Baca juga: Polisi Catat 10 Juta Pelanggar Lalu Lintas Terekam ETLE di Jakarta dalam Satu Bulan
“Kita semua bersama-sama berdoa agar Operasi Pengamanan Nataru ini bisa berjalan sukses sehingga kita dapat menutup tahun 2024 dengan positif. Semua ini bisa terjadi jika Kakorlantas dan segenap jajaran serius dalam menjaga Lalu Lintas selama Nataru ini,” pungkas Stevano.