Herman Yoseph Fernandez, yang lahir pada 3 Juni 1925, merupakan putra keempat pasangan Marcus Suban Fernandez dan Fransisca Theresia Pransa Carvalho Kolin, yang beretnis Lamaholot.
Nilai-nilai budaya Lamaholot, seperti gotong royong (gemohing), keberanian, dan penghargaan terhadap pendidikan, membentuk karakter Herman Yoseph Fernandez sebagai pemimpin dan pejuang.
Baca juga: PKB Terus Perjuangkan Gus Dur Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Dalam Palagan Sidobunder, Herman dituduh menembak mati Kapten Nex, perwira Belanda, yang berujung pada penangkapannya dan hukuman mati oleh regu tembak Belanda.
Keberaniannya diakui dengan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Yogyakarta, berdekatan dengan makam Jenderal Soedirman dan tokoh besar lainnya.
Meskipun keberaniannya telah diabadikan melalui berbagai monumen, seperti Monumen Sidobunder di Kebumen, namanya belum begitu dikenal luas.
Buku bertajuk “Ringkasan Eksekutif Naskah Akademik Herman Yoseph Fernandez: Cahaya dari Timur untuk Indonesia” dalam diskusi menegaskan kontribusi Herman sebagai simbol perjuangan pemuda Indonesia Timur yang gigih melawan penjajah demi mempertahankan kemerdekaan.
Pengusulan gelar Pahlawan Nasional untuk HermanYoseph Fernandez menjadi bagian dari upaya memperjuangkan pengakuan bagi sosok pejuang dari wilayah luar Jawa dan Sumatera.
Diskusi ini juga menggarisbawahi bahwa dinamika politik tetap menjadi faktor utama yang menentukan penetapan gelar Pahlawan Nasional.