News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

CEO Tribun Network Paparkan Tantangan Media Massa di Tengah Disrupsi Teknologi dan AI

Penulis: Reza Deni
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CEO Tribun Network Dahlan Dahi (paling kiri) dalam Konsultasi Publik Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Media Massa Bertanggung Jawab, Edukatif, Jujur, Objektif, dan Sehat Industri (Bejo's) yang digelar Bappenas di Menara Bappenas, Jakarta, Senin (16/12/2024)

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Perkembangan media massa dinilai tengah menghadapi tantangan dengan munculnya kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

CEO Tribun Network Dahlan Dahi memaparkan bagaimana tantangan tersebut dan apa yang bisa dilakukan pemerintah sebagai regulator dalam menghadapi situasi ini.

Mulanya, Dahlan menjabarkan perjalanan panjang media mulai dari surat kabar hingga sekarang menjadi digital.

Dahlan mengatakan soal disrupsi yang terjadi media massa belakangan ini.

"Media massa bukan hanya satu-satunya yang memproduksi dan mendistribusikan ke ranah publik, sehingga monetisasinya pun tidak lagi monopoli media massa. Saya memahami disrupsi ini terjadi," kata Dahlan saat menjadi narasumber dalam Konsultasi Publik Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Media Massa Bertanggung Jawab, Edukatif, Jujur, Objektif, dan Sehat Industri (Bejo's) yang digelar Bappenas di Menara Bappenas, Jakarta, Senin (16/12/2024).

Dia menyebut bahwa ada paradoks dalam situasi ini.

Baca juga: Dahlan Dahi: Pemenang Tidak Ditentukan Siapa yang Kuat Tapi Siapa yang Beradaptasi

Media massa diasumsikan bisa membentuk opini publik, dan karena itulah diciptakan regulasi.

"Tapi di nonmedia tidak ada regulasi. Ini persoalannya yang kita hadapi sekarang sehingga disrupsi yang terasa terjadi di media. Di media seperti diikat kakinya, tapi di nonmedia tidak ada yang diikat," kata Dahlan.

Lebih lanjut, Dahlan menilai bahwa sistem insentif dalam internet membawa dampak negatif bagi media massa.

Pasalnya, sistem insentif di internet berpola pada kemudian iklan yang datang lewat user engagement, lalu revenue dari iklan tersebut dibagi-bagi dalam turunannya.

Kemudian, Dahlan mengatakan bahwa peran AI menjadi tantangan bagi media massa.

Dalam paparan, Dahlan membagi peran AI dalam tiga kerangka: mencari, mengolah, dan mendistribusikan.

"Kalau kita lihat dalam kerangka mencari, mengolah, mendistribusikan, maka muncul platform baru yang bisa mendistribusikan informasi. Ini akan mendisrupsi kemampuan media massa mendapatkan audiens, dan juga kemampuannya memonetisasi, karena kan semakin kecil," kata Dahlan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini