Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mencatat telah mengevakuasi 65 warga negara Indonesia (WNI) dari Suriah, yang saat ini tengah dilanda situasi tegang dua konflik berbeda, baik dengan Israel maupun massa oposisi pemerintah rezim Presiden Bashir Al-Assad.
Proses evakuasi puluhan WNI itu berlangsung dua gelombang, dan dimulai sejak 10 Desember 2024 yang membawa 35 WNI, dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis 12 Desember.
Evakuasi kedua membawa 30 WNI yang berangkat pada 13 Desember dan tiba di tanah air pada Minggu, 15 Desember.
"Hingga saat ini dapat kami sampaikan sudah ada dua gelombang evakuasi WNI yang sudah kita lakukan, alhamdulillah 65 WNI kita telah tiba di Indonesia," kata Direktur Pelindungan WNI (PWNI) Kemlu RI Judha Nugraha dalam konferensi pers di Kantor Kemlu RI, Jakarta, Senin (16/12/2024).
Judha menerangkan 65 WNI yang dievakuasi terdiri dari 47 pekerja migran dan 18 orang lainnya adalah anggota keluarga di Suriah.
Baca juga: Negara-negara Arab Menyerukan Transisi Damai di Suriah Baru
"Dari sisi gender 55 perempuan, 10 laki-laki, dan dari asal berasal dari 10 provinsi tersebar yang ada di Indonesia," ujarnya.
Evakuasi gelombang berikutnya tengah disiapkan. Saat ini tercatat ada 83 WNI yang menyatakan bersedia dievakuasi. KBRI Damaskus juga telah menyediakan tempat berlindung sementara atau smelter bagi para WNI di Suriah untuk menjamin keamanan mereka.
"Sampai saat ini tercatat ada 83 WNI kita yang sudah menyatakan kesediaannya untuk dievakuasi, dan kita sedang mempersiapkan evakuasi gelombang ketiga," kata dia.
Berdasarkan data statistik Imigrasi Suriah, ada 1.162 WNI yang menetap di sana. Mayoritas tinggal di Damaskus dan mayoritas juga merupakan pekerja migran.
Kedutaan Besar RI (KBRI) Damaskus sebelumnya juga telah memperluas status Siaga 1 untuk seluruh wilayah Suriah, menyusul eskalasi yang terjadi di negara tersebut. Status Siaga 1 ini sebelumnya diterapkan hanya di beberapa wilayah, seperti Aleppo dan Hama.