"Nggak perlu kemudian negara turun tangan melakukan pembredelan," kata Yenny saat hadir dalam acara Haul ke-15 Gus Dur di Pondok Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu malam (21/12/2024).
Yenny berpandangan rakyat sudah cukup cerdas untuk memberikan koreksi terhadap karya seni yang dianggap tidak pantas atau vulgar.
Sehingga, negara dinilai tidak perlu menjadi penentu atau pengatur segala hal termasuk selera seni rakyat.
"Masyarakat sudah mengerti kok kalau dinilai karyanya vulgar, yang lain yang akan melakukan koreksi."
"Masyarakat lain yang akan melakukan koreksi, tidak perlu negara menjadi penentu segalanya," tegas Yenny.
Dia pun berharap pembredelan karya seni seperti yang terjadi pada pameran Yos Suprapto tidak terulang di masa mendatang.
Negara, lanjut Yenny, sudah semestinya menghargai semua ekspresi yang diutarakan masyarakat, selama itu tidak melanggar hukum.
"Saya berharap pembredelan yang baru saja terjadi tidak akan terjadi lagi ke depannya."
"Kita hargai semua ekspresi yang ada di masyarakat, selagi itu tidak melanggar hukum, maka itu harusnya diberi ruang di masyarakat kita," tegas Yenny.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Danang Triatmojo, Kompas.com)