TRIBUNNEWS.com - Berikut ini tiga polisi berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) di Polda Metro Jaya yang dimutasi buntut kasus pemerasan terhadap Warga Negara (WN) Malaysia selama konser Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Ketiga AKBP itu adalah AKBP Bariu Bawana, AKBP Wahyu Hidayat, dan AKBP Malvino Edward Yusticia.
Mereka sama-sama menjabat sebagai Kasubdit Ditresnarkoba Polda Metro Jaya dan dimutasi menjadi Pamen Yanma Polda Metro Jaya.
Termasuk ketiga polisi berpangkat AKBP tersebut, 34 anggota Polri telah dimutasi buntut kasus pemerasan.
Mutasi itu tertuang dalam Surat Telegram bernomor ST/429/XII/KEP.2024 tertanggal 25 Desember 2024.
"Ya, benar (ada mutasi)" kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, saat dikonfirmasi, Kamis (26/12/2024).
Baca juga: 34 Polisi Dimutasi Buntut Kasus Pemerasan WN Malaysia di DWP, Ini Daftarnya
1. AKBP Bariu Bawana
AKBP Bariu Bawana merupakan lulusan Sekolah Tinggi Hukum Bandung.
Ia menjabat sebagai Kasubdit 1 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya sejak Januari 2024.
Namun, hampir setahun menjabat, ia dimutasi menjadi Pamen Yanma Polda Metro Jaya buntut kasus pemerasan terhadap WN Malaysia di konser DWP 2024.
Selama menjabat sebagai Kasubdit 1 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Bariu pernah menggagalkan peredaran narkoba jenis ganja seberat 12 kilogram di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Juli 2024.
Ia bersama timnya saat itu menangkap kurir narkoba berinisial W (23).
Bariu diketahui pernah menjabat sebagai Kasat Lantas Polres Subang saat masih berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP), dikutip dari subang.go.id.
Dari Subang, ia berpindah ke Karawang dengan jabatan yang sama, dilansir tribratanewskarawang.com.
Pada pertengahan November 2024 lalu, Bariu baru saja merayakan ulang tahunnya.
Hal ini diketahui lewat unggahan Instagram rekannya.
"Happy birthday Abangku, AKBP Bariu Bawana, S.H., S.I.K., M.M., CPHR., Kasubdit 1 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya," tulis akun @adrielviaripurba.
2. AKBP Wahyu Hidayat
Seperti AKBP Bariu Buwana, AKBP Wahyu Hidayat juga dimutasi ke Pamen Yanma Polda Metro Jaya karena kasus pemerasan terhadap WN Malaysia.
Ia sebelumnya menjabat sebagai Kasubdit 2 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.
Sebelum menjadi Kasubdit 2 Ditresnarkoba, Wahyu merupakan Pamen di Polda Metro Jaya.
3. AKBP Malvino Edward Yusticia
AKBP Malvino Edward Yusticia merupakan polisi berprestasi.
Pria kelahiran 9 Agustus 1985 ini adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2006.
Dikutip dari Kompas.com, Malvino pernah menempuh pendidikan di Sespimen Polri di Lembang, Bandung, Jawa Barat.
Ia juga pernah menjalani pendidikan tentang evolusi terorisme di Selandia Baru pada 2016.
Setelah belajar di Selandia Baru, Malvino dipercaya mengisi jabatan sebagai Panit Reskrim Polda Metro Jaua.
Saat itu, ia turut menangani kasus perampokan dan pembunuhan satu keluarga di Pulomas, Jakarta Timru.
Prestasi Malvino selanjutnya adalah berhasil membongkar peredaran sabu-sabu jaringan Taiwan di Anyer, Banten, Juli 2017.
Prestasi itu diraihnya saat ia menjadi perwira di Polres Depok.
Sejak saat itu, Malvino berhasil mengungkap sejumlah kasus besar terkait narkoba, di antaranya adalah:
- Pengungkapan kasus sabu-sabu 1,6 ton pada Februari 2018
- Pengungkapan kasus sabu 288 kilogram pada Januari 2020
- Pengungkapan kasus sabu-sabu 800 kilogram pada Mei 2020
- Pengungkapan kasus sabu-sabu 400 kilogram pada Juni 2020
- Pengungkapan kasus sabu-sabu 201 kilogram pada Desember 2020
- Pengungkapan kasus sabu-sabu 1,2 ton pada April 2021
- Pengungkapan kasus sabu-sabu 20 kilogram pada Juli 2024
Saat masih berpangkat Komisaris Polisi (Kompol), ia mendapat apresiasi dari Polri, tepat di HUT ke-75 Bhayangkara di tahun 2021.
Uang Hasil Pemerasan Capai Rp2,5 Miliar
Kadiv Propam Polri, Irjen Abdul Karim, mengungkapkan uang hasil pemerasan yang dilakukan oknum polisi terhadap WN Malaysia berjumlah Rp2,5 miliar.
Sebagai informasi, sebelumnya beredar kabar uang hasil pemerasan mencapai angka Rp32 miliar.
"Perlu saya luruskan juga, barang bukti yang kita amankan jumlahnya Rp2,5 miliar."
"Jadi jangan sampai nanti seperti pemberitaan sebelumnya yang angkanya cukup besar," ucap Abdul di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (24/12/2024).
Lebih lanjut, Abdul mengatakan para oknum polisi tersebut telah mempersiapkan rekening yang dipakai untuk menampung uang hasil pemerasan.
Meski demikian, Abdul tak merinci secara detail mengenai rekening tersebut.
"Memang ada rekening yang sudah disiapkan," ucap dia.
Terkait jumlah WN Malaysia yang menjadi korban pemerasan, Abdul juga meralatnya.
Dari hasil penyelidikan dan identifikasi, kata Abdul, WN Malaysia yang menjadi korban pemerasan berjumlah 45 orang.
"Jadi jangan sampai ada yang jumlahnya cukup spektakuler."
"Jadi kita luruskan bahwa korban yang sudah kita datakan secara scientific dan hasil penyelidikan," pungkasnya.
Sebelumnya, pihak kepolisian telah mengamankan 18 oknum polisi yang memeras WN Malaysia selama DWP 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada 13-15 Desember.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, mengungkapkan pihaknya mendapat informasi mengenai keluhan dari WN Malaysia yang menonton DWP.
"Informasi adanya keluhan dari warga negara Malaysia, terkait perlakuan yang tidak mengenakkan dengan dugaan pemerasan oleh oknum polisi," kata Andiko, Jumat (20/12/2024).
Kasus pemerasan ini sendiri pertama kali diungkap oleh EDM Maniac Asia yang kemudian disorot media sosial di Malaysia.
Mereka menyebut ada oknum polisi Indonesia yang melakukan penangkapan dan tes urine mendadak terhadap lebih dari 400 penonton Malaysia.
Ada juga klaim dari penonton yang terpaksa membayar kepada oknum polisi, meski hasil tes urine negatif narkoba.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Reynas Abdila/Dodi Esvandi, Kompas.com/Muhammad Isa Bustomi)