News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korupsi di PT Timah

Vonis 5 Tahun Crazy Rich PIK Helena Lim Diwarnai Aksi Histeris Sang Ibu Hingga Diusir Hakim

Penulis: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terdakwa sekaligus Crazy Rich Pantai Indah Kapuk Helena Lim saat digiring keluar ruang sidang di sela-sela sidang pembacaan vonis kasus korupsi tata niaga komoditas timah di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (30/12/2024). Ibunda Helena Lim, Hoa Lian tampak menangis histeris hingga harus dibopong keluar ruang sidang oleh petugas saat sidang pembacaan surat putusan atau vonis anaknya.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Helena Lim, crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK) menjalani sidang vonis di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (30/12/2024).

Dalam sidang tersebut, Helena Lim divonis 5 tahun penjara dalam kasus korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015-2022.

Baca juga: Sidang Vonis Helena Lim Digelar Hari Ini, Apakah Lebih Ringan dari Tuntutan seperti Harvey Moeis?

Dalam amar putusannya, Ketua Majelis Hakim, Rianto Adam Pontoh menyatakan, Helena Lim selaku pemilik money changer PT Quantum Skyline Exchange terbukti turut serta membantu tindak pidana korupsi dan melakukan tindak pidana pencucian uang sebagaimana dakwaan kesatu dan kedua primer penuntut umum.

"Menjatuhkan pidana kepada terdakwa Helena Lim oleh karena itu dengan penjara selama 5 tahun," ucap Hakim Pontoh saat bacakan amar putusannya.

Baca juga: Jaksa Sebut Helena Lim Sengaja Siapkan Rekening Tampung Dana Smelter Swasta Terkait Korupsi Timah

Hakim dalam putusannya juga menjatuhkan pidana denda terhadap Helena sebesar Rp750 juta dengan ketentuan apabila tidak membayar maka akan diganti dengan pidana kurungan selama 6 bulan.

Selain itu, Helena Lim oleh Hakim juga dikenakan pidana tambahan berupa pembayaran uang pengganti kepada negara senilai Rp 900 juta selambat-lambatnya satu bulan setelah putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap.

Terkait hal ini, Hakim menuturkan, harta benda Helena akan disita dan dilelang untuk menutupi uang pengganti oleh Jaksa apabila terdakwa tidak membayar uang pengganti tersebut.

"Dalam hal terdakwa tidak memiliki harta benda yang mencukupi untuk menutupi uang pengganti, maka diganti pidana  penjara selama 1 tahun," pungkasnya.

Ibunda Helena Lim Histeris

Ibunda Helena Lim, Hoa Lian tampak menangis histeris hingga harus dibopong keluar ruang sidang oleh petugas saat sidang pembacaan surat putusan atau vonis anaknya.

Dari pantauan Tribunnews.com, awalnya Hoa Lian sudah terlihat menangis pada saat majelis hakim membacakan pertimbangan berkas putusan para terdakwa kasus korupsi tata niaga timah.

Melihat kondisi tersebut Ketua Majelis Hakim Rianto Adam Pontoh pun langsung meminta agar petugas pengadilan untuk membawa keluar Hoa Lian dari ruang sidang.

Pasalnya, menurut Pontoh, kondisi tersebut mengganggu konsentrasi majelis hakim yang sidang memimpin jalannya sidang.

Ibunda Helena Lim, Hoa Lian menjerit histeris usai anaknya divonis lima tahun penjara dalam kasus korupsi tata niaga komoditas timah di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (30/12/2024). (Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan)

Baca juga: Jaksa Tegaskan Tuntutan Uang Pengganti Rp210 miliar untuk Terdakwa Helena Lim Cukup Beralasan 

Diusir Keluar

Adapun dalam sidang itu, selain Helena duduk sebagai terdakwa yakni mantan Direktur Utama PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi Tabrani, mantan Direktur Keuangan PT Timah Tbk Emil Ermindra dan Direktur PT Stanindo Inti Perkasa MB Gunawan.

"Sebentar ya, itu ada siapa yang nangis-nangis tolong dikeluarkan supaya enggak mengganggu majelis hakim membaca putusan. Silakan ada keluarga yang bisa membantu untuk mengeluarkan ibu," ucap Hakim Pontoh di ruang sidang.

Kemudian pada saat hendak dibantu petugas dan pihak keluarga untuk keluar sidang, wanita lanjut usia itu tampak cukup histeris.

"Tukar saya dengan nyawa saya," ucap Hoa Lian.

Tak berselang lama, Hoa Lian pun dibawa keluar dengan menggunakan kursi roda yang dibawa oleh petugas keamanan Pengadilan ke luar ruang persidangan.

Baca juga: Bacakan Pleidoi di Sidang Timah, Helena Lim Singgung Harga Mahal dari Sebuah Popularitas

Tak Nikmati Dana CSR

Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta menyatakan Crazy Rich Pantai Indah Kapuk (PIK), Helena Lim tidak terbukti menikmati uang pengamanan dalam kasus korupsi tata niaga timah di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah tahun 2015-2022 Bangka Belitung.

Diketahui Helena Lim menampung uang pengamanan yang seolah-olah dana Corporate Social Responsiblity (CSR) dari lima perusahaan smelter swasta yang bekerja sama dengan PT Timah Tbk melalui perusahaan money changer miliknya, PT Quantum Skyline Exchange.

Hakim menyebut uang pengamanan senilai 30 juta USD atau setara Rp 420 miliar yang ditampung Helena Lim telah seluruhnya telah diterima suami Sandra Dewi, Harvey Moeis.

"Seluruh uang dari dana pengamanan seolah-olah dana CSR yang diterima Harvey Moeis dari para perusahaan smelter tersebut yang ditransfer ke rekening PT Quantum Skyline Exchange semuanya sudah diterima oleh saksi Harvey Moeis," kata Ketua Majelis Hakim Rianto Adam Pontoh saat membacakan pertimbangan putusan terhadap Helena di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (30/12/2024).

"Sehingga Majelis hakim berpendapat bahwa Helena tidak menikmati uang pengamanan seolah-olah dana CSR tersebut," sambung Majelis hakim.

Baca juga: VIDEO Jaksa Tegaskan Tuntutan Uang Pengganti Rp210 Miliar untuk Helena Lim Cukup Beralasan

Hakim juga menyatakan, Helena Lim hanya menikmati keuntungan dari penukaran valas atau valuta asing yang sebelumnya ditukarkan lima smelter swasta berdasarkan perintah Harvey Moeis.

Dimana kata Hakim Pontoh, Helena Lim menerima keuntungan dari penukaran valas itu dengan perhitungan 30 rupiah dikali 30 juta USD yang seluruhnya berjumlah Rp 900 juta.

Kendati demikian, Hakim menyatakan keuntungan Rp 900 juta yang didapat Helena Lim dari penukaran valas melalui money changernya itu tetap disita negara sebagai pidana tambahan berupa uang pengganti.

Adapun pertimbangan hakim, pasalnya uang ratusan juga yang didapatkan Helena lim itu berasal dari hasil tindak pidana korupsi.

"(Jika tidak membayar uang pengganti) selambat-lambatnya dalam satu bulan setelah putusan memiliki kekuatan hukum tetap maka harta benda terdakwa disita Jaksa untuk menutupi uang pengganti," terang Majelis Hakim.

"Apabila uang pengganti tersebut tidak tidak dibayar maka terdakwa dipidana sebagaimana amar putusan sebagaimana disebutkan di bawah ini," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini