Kenapa demikian? Hal ini berkaitan dengan konten di media sosial yang disajikan dalam waktu singkat saja.
Satu video di media sosial biasanya hanya berdurasi 15-30 detik.
Umumnya, ketika melihat sesuatu, anak memunculkan reaksi emosional tertentu.
Sayangnya, anak-anak belum begitu mampu memproses emosi secara cepat. Tontonan di media sosial tentu saja dapat memengaruhi kondisi emosional anak.
"Misalnya tontonan A gitu, terus hanya berlangsung 30 detik sudah diganti. Nah yang A tadi proses emosinya belum selesai, muncul lagi tayangan B atau C. Akhirnya itu menumpuk. Nah ini membuat anak jadi rentan secara emosional," jelas Vera.
Kondisi ini lah yang membuat anak gampang rewel, marah atau meledak-ledak.
Ada satu lagi dampak brain roat yang perlu jadi kewaspadaan bagi orang tua, yaitu anak rentan alami kecanduan.
Saat melakukan aktivitas scrolling, ada hormon dopamin yang dihasilkan oleh tubuh.
Lambat-laun aktivitas ini bisa membuat anak ketagihan berselancar di media sosial.
"Dan itu ternyata (bisa) mengalahkan interaksi orang tua dengan anak. Nah ini yang harus diwaspadai sih," pungkasnya.