Effendi Simbolon menyebut, sudah saatnya PDIP melakukan pembaruan total di jajaran kepemimpinan.
Ia mengusulkan agar posisi ketua umum dan jabatan strategis lainnya direstrukturisasi.
"Ya, harus diperbaharui ya semuanya mungkin sampai ke ketua umumnya juga harus diperbaharui bukan hanya level Sekjen ya, sudah waktunya lah sudah waktunya pembaharuan yang total ya, karena ini kan fatal ini," tegas Effendi Simbolon.
Sebagai mantan kader PDIP, Effendi Simbolon mengaku prihatin dengan kondisi partai.
Pihaknya menilai perkara yang menimpa Hasto adalah petaka besar bagi PDIP.
"Ya itu kan dengan sendirinya, turut prihatin, ini petaka yang sangat besar ya buat partai yang lama saya ikut di sana ya, belum pernah ada setinggi ini posisinya," imbuh Effendi Simbolon.
Kata PDIP soal Pertemuan Effendi Simbolon dan Jokowi
Juru Bicara PDIP, Guntur Romli pun mengomentari pertemuan antara eks kader PDIP Effendi Simbolon Jokowi pasti membahas seruan tersebut.
Apalagi, keduanya adalah pertemuan dua pecatan PDIP.
Diketahui, Jokowi dan Effendi telah dipecat sebagai kader PDIP pada Desember 2024.
Guntur menduga pertemuan tersebut membuat Effendi mengutarakan ide agar Megawati Soekarnoputri mundur dari jabatannya.
"Effendi Simbolon baru bertemu dengan Jokowi, mungkin itu (permintaan Megawati mundur) hasil pertemuan mereka yang sama-sama pecatan PDI Perjuangan," kata Guntur Romli kepada wartawan, Kamis, dilansir Kompas.com.
Ucapan Effendi Simbolon yang meminta Megawati mundur mengonfirmasi dugaan bahwa ada pihak-pihak yang ingin mengacak-acak PDIP.
"Maka sudah benar apa yang disampaikan oleh Ibu Megawati tanggal 12 Desember, ada yang mau mengawut-awut (acak-acak) partai," ujar Guntur.
Oleh sebab itu, PDIP menilai kasus korupsi yang menjerat Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dibuat untuk menekan Megawati agar mundur dari Ketua Umum PDIP.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)(Kompas.com)