Ia juga mengolah ulang proposisi pinjaman konsumen untuk pemberi pinjaman non-perbankan yang menghasilkan komisi 3 kali lebih baik.
Lalu mendorong penggalangan dana bersama Sequoia yang menghasilkan investasi oleh PayPal, Temasek, Actis, dan Altimeter Capital senilai 207 juta dolar AS dan terkumpul pada penilaian 1 miliar dolar AS.
Mehra kemudian berwirausaha di Singapura, ia berprofesi sebagai Investor Swasta pada Oktober 2018 hingga saat ini.
Laki-laki ini menjadi investor sekaligus mentor untuk startup, terutama yang berfokus di bidang e-commerce dan FinTech seperti BharatPe, Khatabook, Bijak, Remedo, Klub dan Bukukas.
Ia juga menjadi anggota sekaligus Komite Investasi di AngelList India sejak Maret 2019 hingga saat ini.
Hingga pada akhirnya pada Juni 2019 sampai saat ini ia menjadi Founder dan CEO Ula, startup yang berbasis di Indonesia dan berfokus pada pemberdayaan peritel kecil.
Di negara berkembang seperti Indonesia, ritel tradisional telah mampu mempekerjakan jutaan orang.
Dikutip dari akun LinkedIn miliknya, Kamis (7/10/2021), Mehra mengatakan bahwa ia dan Founder lainnya melihat banyaknya peritel kecil di Indonesia sebagai sebuah peluang.
"Kami mengkaji ulang cara kerja ritel tradisional dan menanamkannya dengan teknologi, praktik terbaik ritel modern, dan ilmu data untuk penjaminan modal kerja," kata Mehra.
Ula telah mengumpulkan 10,5 juta dolar AS putaran benih yang dipimpin oleh Sequoia Capital (India) Singapura dan Lightspeed India.
SMDV, Quona Capital dan Saison capital juga berpartisipasi dalam putaran tersebut.
Perusahaan ini juga kini mendapatkan investasi dari Jeff Bezos.
Selain Mehra, ada pula founder lainnya yang turut mendirikan startup ini, yakni Alan Wong yang sebelumnya bekerja di Amazon, Derry Sakti yang mengawasi operasi raksasa consumer goods P&G di Indonesia, serta Riky Tenggara yang pernah bekerja di Lazada.
disuntik