Menurutnya, kapitalisasi pasar tentu merupakan indikator penting karena menunjukkan ketertarikan pasar dan pertumbuhan kripto itu sendirinya.
"Yang kedua ketersediaan suatu aset yang bisa diukur dari supply nya. Supply berhubungan dengan permintaan dan penawaran," ucapnya.
Oscar menyebut, jika permintaan besar tapi penawarannya sedikit akibat proses burn token, maka harganya akan semakin tinggi, sehingga minat beli terhadap harga aset kripto tersebut pun naik.
Faktor ketiga yaitu, volume tradingnya yang memperlihatkan seberapa banyak aset kripto dijual ataupun dibeli selama 24 jam.
Keempat, orang-orang yang ada di belakang project tersebut, dan kelima adalah potential roadblocks serta keamanan aset tersebut, roadmap dari aset kripto tersebut yang menjelaskan apa yang telah dibuat maupun akan dilakukan.
Baca juga: India Siap Luncurkan Rupee Digital, Ini Bedanya dengan Bitcoin dan Kripto Lainnya
“Serta yang terakhir dengan melihat reputasi kripto tersebut yang ditandai dengan apakah kripto tersebut listing di banyak exchange atau tidak dan melihat kegunaan token tersebut,” papar Oscar.
Untuk melihat informasi mengenai aset kripto, investor bisa mengunjungi situs website resmi aset kripto tersebut ataupun melihat whitepapernya dengan mengakses CoinMarketCap atau CoinGecko.
Whitepaper sendiri merupakan suatu laporan yang didalamnya berisi latar belakang, pendiri projek kripto tersebut, market nya seperti apa, tujuan pembuatan kripto, rencana kedepannya seperti apa, penggunaan dananya, serta kuantitas kripto tersebut berapa.