Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Di tengah kebangkrutan John J. Ray III CEO baru dari FTX meminta para rekan bisnisnya yang bekerja di bursa Crypto Exchange untuk menggalang dana, guna membantu membiayai utang FTX yang telah membengkak.
Pernyataan tersebut disampaikan Jhon pada Minggu (20/11/2022) setelah para investor menuntut perusahaan untuk mengembalikan dana yang telah disimpan dalam FTX.
Tercatat setidaknya ada 3,1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp48,63 triliun (asumsi kurs Rp15.688 per dolar AS) dana yang harus dikembalikan FTX pada 50 kreditur terbesarnya.
“Saya meminta rekan-rekannya untuk mengambil semua tindakan untuk membantu FTX mengamankan dana” ujar CEO baru FTX seperti yang dikutip dari Decrypt.
Baca juga: FTX Bangkrut, Waspada dengan Website Palsu yang Klaim Bisa Bantu Investor Tarik Dana Kripto
Sebelum mengalami pembengkakan utang, FTX dan afiliasinya sempat mengalami lonjakan penarikan kripto secara massal hingga menyebabkan 1 juta pelanggan dan investor lainnya menghadapi kerugian total dalam miliaran dolar.
Kondisi tersebut bahkan memaksa FTX untuk mengajukan kebangkrutan di Delaware pada 11 November, dengan tujuan agar kegiatan jual beli di bursa FTX dapat ditangguhkan secara sementara.
Akan tetapi upaya tersebut ternyata tak cukup mampu mengembalikan kepercayaan investor, justru FTX semakin terperosok jatuh ke jurang kehancuran karena mengalami krisis likuiditas. Alasan inilah yang mendorong FTX untuk melakukan penggalangan dana.
Meski hingga kini belum ada bursa yang menawarkan diri untuk membantu memberikan dana segar, akan tetapi perusahaan percaya bahwa langkah yang diambilnya dapat membantu meringankan beban FTX pada investor.
FTX sendiri awalnya merupakan salah satu exchange cryptocurrency dengan volume trading terbesar dan memiliki partnership paling banyak.
Bahkan FTX sempat memiliki valuasi sebesar 32 miliar dolar AS pada Januari 2022 hingga dikenal sebagai perusahaan yang kerap memberikan bantuan suntikan dana pada perusahaan kripto lain yang sedang mengalami krisis likuiditas.
Namun akibat adanya penyalahgunaan dana pengguna, platform jual beli kripto ini lantas mengalami krisis likuiditas hingga FTX tidak dapat memproses penarikan dan menghentikan pendaftaran pengguna baru.