Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Bitcoin memperpanjang kenaikannya untuk hari ke-9 berturut-turut pada Kamis kemarin dan melonjak di atas 18.000 dolar AS.
Harga cryptocurrency paling populer di dunia ini naik lebih dari 10 persen pada Januari 2023, dan melonjak sebesar 8 persen selama seminggu terakhir.
Dikutip dari Russia Today, Jumat (13/1/2023), menurut situs web CoinMarketCap, pada Kamis pukul 11 pagi waktu GMT, Bitcoin diperdagangkan pada 18.187 dolar AS, menandai lonjakan 4 persen selama 24 jam terakhir.
Nilai Bitcoin terus naik di tengah pendinginan inflasi dan harapan The Fed kan memperlambat laju kenaikan suku bunga.
Bitcoin turun hampir 65 persen pada 2022 karena pasar mata uang kripto yang lebih luas, menghadapi hambatan yang diakibatkan oleh banyaknya kebangkrutan dan keruntuhan di sektor tersebut.
Termasuk ledakan FTX, pertukaran kripto terbesar kedua pada saat kebangkrutannya.
"Aset berisiko telah reli, menurut saya, karena harga terminal perlahan tapi pasti ke latar depan dan posisinya telah bearish dan bertransisi, ini mengidinkasikan aksi harga jangka pendek bullish," kata Pendiri Tallbacken Capital Advisors, Michael Purves.
Baca juga: Investor Sumringah Harga Bitcoin Rebound, Tembus ke Level 17 Ribu Dolar AS
Terlepas dari prediksi baru-baru ini bahwa Bitcoin berpotensibanjlok 70 persen pada tahun ini karena kejatuhan FTX, Analis meyakini bahwa begitu prospek pasar aset digital membaik, pemain besar, termasuk institusi akan kembali dan ini mendorong harga naik.