News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Daftar Perusahaan Kripto yang Merugi Pasca Kebangkrutan Silicon Valley Bank

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Silicon Valley Bank (SVB), setelah bank yang berfokus pada bisnis startup ini bangkrut akibat krisis modal.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Krisis likuiditas yang melanda Silicon Valley Bank mendorong Departemen Perlindungan Keuangan California untuk mengambil langkah cepat, dengan menutup seluruh aktivitas operasional dari bank ramah kripto ini.

Didirikan pada 1983, Silicon Valley Bank merupakan salah satu perbankan pemberi pinjaman yang berfokus pada bisnis startup teknologi terbesar di Amerika. Sebelum mengalami kebangkrutan SVB termasuk di antara 20 bank komersial Amerika teratas.

Namanya yang melejit di antara perbankan AS lainnya, membuat perbankan ini membuka lebih dari 29 kantor yang tersebar di India, Inggris, Israel, Kanada, Cina, Jerman, Hong Kong, Irlandia, Denmark, dan Swedia.

Baca juga: FDIC Akan Kembali Lelang Silicon Valley Bank

Tak hanya menawarkan pinjaman modal, SVB juga turut memberikan layanan perbankan online, pembayaran deposito, dan layanan investasi dan solusi kredit bagi sejumlah startup atau perusahaan rintisan terlebih di industri teknologi dan cryptocurrency.

Sayangnya sikap agresif The Fed perlahan meredupkan popularitas SVB sebagai layanan pemberi pinjaman, kenaikkan laju suku bunga justru telah membuat SVB merugi sebanyak 80 miliar dolar AS. Hingga regulator AS memutuskan untuk menutup layanan SVB secara permanen

Munculnya pemberitahuan ini sontak memicu kepanikan nasabah modal ventura termasuk perusahaan kripto yang menjalin kemitraan bisnis dengan bank tersebut, mereka bahkan terancam masuk dalam jurang kebangkrutan akibat terdampak efek riak kebangkrutan SVB.

Berikut adalah daftar perusahaan kripto yang terdampak kebangkrutan SVB, lantaran dana cadangannya yang disimpan ke Silicon Valley Bank ikut dibekukan oleh regulator AS, seperti yang dikutip dari Decrypt.

Ripple

Platform jual beli kripto ini mengumumkan telah terpapar runtuhnya Silicon Valley Bank. Pengumuman tersebut diketahui publik setelah CEO Ripple, Brad Garlinghouse mencuitkan keluhan di akun Twitternya, terkait kondisi keuangan perusahaan pasca SVB menutup layanannya.

“Kami adalah mitra perbankan dan memiliki sebagian dari saldo kas kami,” kata Garlinghouse di Twitternya pada Sabtu (11/3/2023).

Meski gangguan tersebut sempat membuat kas Ripple goyah, namun Garlinghouse menegaskan bahwa perusahaannya saat ini masih dalam posisi keuangan yang kuat.

Circle

Circle, penerbit USDC, stablecoin terbesar kedua di dunia ini dilaporkan mengalami pembengkakan kerugian setelah aset USDC harganya anjlok di kisaran 0.8 dolar AS di awal pekan ini.

Nilai tersebut berbanding terbalik dengan harga USBC pada awal bulan kemarin, dimana saat itu stablecoin besutan perusahaan Circle dibandrol seharga 1 dolar AS per koin.

Mengutip dari Cointelegraph, penurunan ini terjadi imbas dari kebangkrutan yang dialami oleh Silicon Valley Bank (SVB). Raksasa kripto ini diketahui memiliki pengadaan dana dengan Silicon Valley Bank pada bulan Januari lalu.

Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Circle lewat akun Twitternya, dalam sebuah cuitan Circle menjelaskan pihaknya telah menyimpan 8,6 miliar dolar AS atau sekitar 20 persen dana cadangannya ke lembaga keuangan berlisensi di Amerika Serikat, termasuk Silvergate dan Silicon Valley Bank.

Alasan tersebut yang kemudian investor panik dan melakukan penarikan USDC secara masal sehingga harga stablecoin milik Circle ini mengalami penurunan harga yang tajam

BlockFi

Pemberi pinjaman kripto ini mengaku ikut terdampak kolapsnya SVB karena dana sebesar 227 juta dolar AS yang disimpan di layanan Silicon Valley Bank ikut dibekukan oleh regulator AS.

Baca juga: BUSD Tersingkir dari Daftar 10 Cryptocurrency Teratas Sejak Kemunculan Stablecoin Baru Paxos

Dana tersebut dilaporkan tidak diasuransikan oleh Federal Deposit Insurance Commission (FDIC) karena berada dalam reksa dana pasar uang, Imbas efek riak ini, BlockFi terpaksa menghentikan aktivitas penarikan dana kripto di layanannya untuk mencegah krisis modal lebih lanjut.

Pantera

Perusahaan modal ventura yang berfokus pada kripto, Pantera diketahui memiliki jumlah eksposur yang tersimpan pada SVB. Meski Pantera tak menjelaskan berapa banyak cadangan dana yang ada di SVB.

Namun menurut informasi yang beredar tahun lalu Pantera berhasil mengumpulkan 1,3 miliar dolar AS untuk dana yang secara eksklusif berfokus pada proyek berbasis blockchain.

Baca juga: Cadangan Aset Stablecoin Tether Turun 16 Miliar Dolar AS di Kuartal Kedua 2022

The Avalanche Foundation.

Perusahaan yang mendukung blockchain Avalanche ini mengumumkan bahwa mereka memiliki eksposur lebih dari 1,6 juta dolar AS yang di simpan ke Silicon Valley Bank.

Walau saat ini kapitalisasi pasar Avalanche masih di posisi aman dengan total 4,84 miliar dolar AS, namun imbas kebangrutan SVB membuat investor melakukan penarikan masal hingga nilai koin kripto Avalanche anjlok di kisaran 14.16 dolar AS pada akhir pekan lalu.

Melesat jauh bila dibandingkan dengan harga Avalanche sebelum terdampak kebangkrutan SVB, dimana koin kripto ini harganya melambung hingga 21.19 dolar AS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini