Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Raksasa e-commerce asal Amerika Amazon Inc. kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) gelombang kedua dengan memberhentikan 9.000 karyawan yang ada di divisi SDM dan komputasi awan atau cloud.
"Ini adalah hari yang berat di seluruh organisasi kami. Saya menyadari sepenuhnya dampaknya pada setiap orang dan keluarga yang terpengaruh," ungkap CEO Amazon Web Services Adam Selipsky.
Dalam memo tertulis yang dirilis Selipsky, pihaknya menjelaskan gelombang PHK akan menyasar karyawan yang di kantor cabang AS, Kanada, Kosta Rika, dan wilayah lainnya, dikutip dari Daily Mail.
Baca juga: Daftar Perusahaan yang Lakukan PHK dari Januari hingga April 2023, Salah Satunya GoTo
Pemecatan yang dilakukan Amazon merupakan strategi agar perusahaan dapat memangkas biaya tinjauan operasi tahunan ditengah tekanan akibat kontraksi ekonomi global.
Terlebih selama beberapa bulan terakhir perusahaan e-retailer ini terus dilanda penurunan laba, hingga pergerakan saham Amazon di bursa Wall street anjlok sebesar 51 persen selama 2022.
Meski PHK yang dilakukan Amazon berpotensi menambah angka pengangguran di Amerika yang saat ini berada di kisaran 3,50 persen. Namun cara tersebut terpaksa diambil untuk menekan pengeluaran perusahaan.
“Iklim bisnis dan ekonomi makro telah berdampak pada pemangkasan proyek, dalam kasus lain hal itu mengakibatkan eliminasi peran tersebut," imbuh Selipsky.
Lebih lanjut, kendati saat ini bisnis Amazon tengah mengalami guncangan namun Selipsky optimis perusahaannya akan tetap berkembang ke depan seiring dengan diluncurkannya sejumlah inovasi baru yang dapat memikat pelanggan Amazon.
"Saya optimis tentang masa depan. Kami akan mengatasi peluang dan tantangan kami, dan terus mengubah dunia," ujar Selipsky.
Baca juga: PHK Putaran Kedua di Walt Disney Sasar 7.000-an Karyawan
Untuk mengurangi beban para korban, nantinya Amazon berjanji akan memberikan tunjangan perpisahan, asuransi kesehatan, dan dukungan kesempatan kerja eksternal bagi karyawan yang terdampak.
Pemecatan bukan kali pertama yang dilakukan Amazon, sebelumnya perusahaan teknologi asal California ini telah memangkas sekitar 18.000 pekerja dari tim grup ritel dan tim software pada PHK putaran pertama yang digelar selama bulan November 2022.
Tak hanya itu selama setahun terakhir Amazon juga turut menghentikan perekrutan dan membatalkan proyek-proyek seperti pengiriman barang menggunakan robot, untuk menekan pembengkakan biaya operasional perusahaan.