Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL – Adopsi mata uang digital termasuk Bitcoin di Turki, dilaporkan mengalami peningkatan tajam hingga melonjak jadi 27,1 persen selama setahun terakhir.
Melansir dari Reuters, melonjaknya antusias investor terhadap aset kripto mulai terjadi setelah kepercayaan mereka pada perdagangan aset digital memulih, pasca ekonomi Turki dihantam lonjakan inflasi.
Berdasarkan data badan statistik negara Turki yang dirilis pada awal Maret lalu, laju inflasi negara ini melesat sebesar 55,18 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Baca juga: Update Harga Kripto Rabu, 3 Mei 2023: Bitcoin dan Ethereum Menguat
Meski angka tersebut telah turun dari besaran Inflasi di bulan November 2022 dimana saat itu inflasi melonjak ke kisaran 85,51 persen.
Namun, bila dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, laju inflasi Turki masih jadi yang tertinggi. Sayangnya lonjakan inflasi telah mempengaruhi mata uang Turki hingga lira mengalami penurunan nilai yang tajam mencapai 90 persen.
Tekanan ini yang kemudian membuat aset kripto seperti Bitcoin dan Tether mulai mengalami lonjakan peminat karena dinilai sebagai aset safe haven bila dibandingkan dengan mata uang lira dan sejumlah saham perdagangan Turki.
Berdasarkan laporan indeks adopsi kripto global 2022 yang dirilis Chain Analysis, lonjakan investor kripto membuat Turki menempati posisi 13 sebagai negara pengadopsi aset kripto tertinggi di dunia.
Kondisi serupa juga turut dialami oleh Argentina, tingkat adopsi Bitcoin di negara itu mengalami lonjakan sebesar 23,5 persen.
Hal ini terjadi tepat setelah Argentina dilanda hiperinflasi tepatnya pada Januari 2023 lalu, hingga membuat harga barang naik sebesar 98,8 persen dibandingkan dengan Januari 2022.
Kondisi ekonomi Argentina yang bergejolak lantas membuat para investor mulai mengamankan aset kekayaannya dengan berinvestasi ke aset Bitcoin.
Kendati kripto termasuk dalam kategori aset yang gampang mengalami fluktuasi atau perubahan harga secara instan dan berpotensi jatuh ke level terendah, namun hal tersebut tak membuat pesona Bitcoin dan sejumlah koin digital meredup.
Bitcoin justru dianggap sebagai komoditas marjinal dalam cadangan bank sentral bahkan volume perdagangan koin kripto ini ikut meningkat sebesar 30 persen menjadi 77 miliar dolar AS pada kuartal awal 2023.