Kedua, aktivitas jual-beli di TikTok Shop disebut menjadi cara perusahaan untuk mengoleksi data produk yang digemari konsumen.
Lewat algoritma, TikTok Shop dapat mengetahui minat dan ketertarikan pengguna.
Ketiga, cukup banyak ditemui barang-barang impor yang dijual pada platform tersebut. Terlebih, barang impor yang dimaksud harganya jauh di bawah produk buatan lokal.
Menkominfo berharap, ditutupnya layanan TikTok Shop akan menciptakan sistem perdagangan secara elektronik yang adil dan sehat seiring dengan perkembangan teknologi.
"(Alasan e-commerce ditutup) Yang kedua, soal algoritma yang bisa disalahgunakan. Dan ketiga adalah soal barang-barang impor dari negara lain," ucap Menteri Budi Arie.
"Saya pun juga selalu bilang ke e-commerce bahwa yang diutamakan dijual adalah produk dalam negeri, produk indonesia," pungkasnya.