Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sepanjang 2023 pasar kripto melewati berbagai isu negatif dari salah satu platform perdagangan kripto yang sedang menghadapi permasalahan hukum.
Isu selanjutnya yakni kenaikan suku bunga yang menyebabkan dana mahal, sehingga investor cenderung risk off atau mengurangi investor dengan risiko tinggi.
Sentimen negatif kenaikan suku bunga sepanjang 2023 tidak berhasil menghentikan laju mata uang kripto dengan kapalitas pasar terbesar.
VP of Operations Upbit Indonesia Resna Raniadi mengatakan kuartal keempat tahun ini tampaknya penting bagi aset digital selama periode ini, interaksi antara pola historis dan dinamika pasar dapat menciptakan situasi yang menarik kuartal terakhir.
“Para investor dan peminat aset digital yang memperhatikan sinyal-sinyal ini mungkin berada pada posisi yang tepat untuk memanfaatkan momen transformatif di pasar mata uang kripto,” kata Resna di Jakarta, Selasa (24/10/2023).
“Walaupun pasarnya masih fluktuatif dan belum stabil, secara garis besar kami yakin volume akan terus mengalami peningkatan,” urainya.
Mayoritas mata uang digital berada di zona hijau secara year-to-date (YTD).
Dilansir dari CoinMarketCap, Bitcoin mencatatkan peningkatan harga 83,75 persen secara year to date (YTD) hingga Juni 2023 menjadi 30.390,91 dolar AS per koin, disusul Ethereum yang naik 60,89 persen menjadi 1.927,01 dolar AS.
Baca juga: Harga Bitcoin Melonjak 10 Persen ke Level Tertinggi dalam 1,5 Tahun
Melihat kinerja tersebut, Upbit memprediksi kondisi pasar kripto akan tumbuh positif di siklus halving bitcoin yang kembali menarik perhatian dan mengisyaratkan perubahan signifikan dalam perilaku harga BTC yang memasuki kuartal terakhir tahun 2023.
Baca juga: Ferrari Mulai Terima Pembayaran Kripto di Amerika Serikat
Dengan para pakar industri yang memantau tren ini dengan cermat, banyak investor cerdas yang mengambil keuntungan dari situasi ini dan memposisikan diri mereka untuk lonjakan nilai yang signifikan.