News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

OJK Soroti Adanya Kasus Binance yang Diduga Tersangkut Pelanggaran Anti-Pencucian Uang

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyoroti kasus yang menimpa platform perdagangan kripto, Binance.

Adapun, sang CEO Binance yakni Changpeng Zhao mengundurkan diri dari jabatannya pada Rabu (22/11/2023) lalu. Hal ini merupakan buntut dari tuduhan pelanggaran anti-pencucian uang.

Menurut Mahendra, permasalahan tersebut turut memberikan sedikit sentimen terhadap industri keuangan.

Baca juga: Kemarin Harga Kripto Ethereum Melonjak Hampir Sentuh Rp31 Juta, Ini Faktor Pendorongnya

Bos OJK ini juga menceritakan, dulu Changpeng Zhao merupakan sosok yang sangat terpandang, khususnya dalam sektor industri yang digelutinya.

Bahkan ia pernah datang ke Indonesia sebagai salah satu tamu dalam acara Indonesia Fintech Summit (IFS) 2022 yang digelar di Bali.

Bos Binance ini sempat memberikan pandangannya tentang topik tren digital aset kripto, serta pentingnya peran seseorang dibalik bisnis kripto untuk membangkitkan kepercayaan industri kripto.

Hal ini diungkapkan Mahendra Siregar dalam acara Risk & Governance Summit Tahun 2023 dengan tema 'Sustainable Governance: Digital Transformation as A Game Changer, Ethical Culture as A Value Keeper'.

"Bintang tamunya namanya adalah Changpeng Zhao hadir secara fisik di pantai Legian Bali. Dia adalah CEO dan founder Binance global, dielu-elukan. Tahun ini? Silakan (dicari informasi) di-Google bagaimana nasibnya," ucap Mahendra dalam acara yang berlangsung di Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Baca juga: Tipu Ribuan Investor, Bekas Bos Bursa Kripto FTX, Sam Bankman Divonis 110 Tahun

"Tidak terbayangkan, dalam waktu 1 tahun, kondisinya yang begitu besar berubah menciptakan risiko yang luar biasa tidak terbayangkan, dan pada akhirnya industri perusahaan yang sebegitu kuatnya pun berhadapan dengan isu sustainability," sambungnya.

Mahendra melanjutkan, kondisi ketidakpastian di sektor jasa keuangan global dari waktu ke waktu berubah sangat cepat, dan dinamis.

Sebagai contoh, pada tahun lalu kondisi ekses likuiditas atau modal yang berlimpah dapat diinvestasikan di seluruh dunia, karena tingkat suku bunga rendah.

Namun, kini terdapat sejumlah tantangan mulai dari suku bunga yang tinggi, hingga ketersediaan modal ketat, dan likuiditas juga tidak semakin mudah.

Untuk itu, keberlanjutan menjadi kunci di dalam menjalankan sektor keuangan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini