Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Bos Binance, Richard Teng buka suara, membantah tudingan yang menyebut platform-nya telah menyita seluruh aset yang berkaitan dengan pengguna di Palestina.
Klarifikasi ini dirilis setelah Binance, platform exchange kripto terbesar di dunia dilaporkan menyita seluruh dana yang berkaitan dengan warga Palestina sebagai respons terhadap permintaan dari pemerintah Israel.
Adapun tudingan itu pertama kali dilontarkan oleh Ray Youssef, CEO pasar kripto peer-to-peer NoOnes dan salah satu pendiri platform kripto Paxful. Dalam sebuah unggahan di akun X @ray_noOnes, menyatakan bahwa Israel meminta Binance untuk menyita semua dana milik pengguna Palestina.
Baca juga: Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi ke Binance soal Pencucian Uang, Pakar Sarankan Ini ke Pemerintah RI
Tak sampai disitu, @ray_noOnes juga mengklaim bahwa Binance menolak untuk mengembalikan dana yang dibekukan meskipun pengguna yang terkena dampak telah mengajukan banding.
Kebijakan tersebut diperkirakan tidak hanya mempengaruhi warga Palestina, tetapi juga warga negara lain yang berbatasan dengan Israel. Mencuatnya tudingan ini lantas membuat publik berspekulasi bahwa CEO Binance diam-diam menjadi antek Israel.
Untuk mendukung tudingannya, Youssef membagikan beberapa bukti yang mendukung klaimnya, termasuk surat dari Menteri Pertahanan Israel bertanggal November 2023 yang menyatakan bahwa wallet kripto, termasuk yang terdaftar atas nama pengguna, digunakan untuk mentransfer dana untuk terorisme.
"Binance telah menyita semua dana dari semua warga Palestina sesuai permintaan IDF. Mereka menolak untuk mengembalikan dana tersebut. Semua banding ditolak," klaim Youssef, mengutip Anadolu.
Merespon isu miring yang menimpa perusahaan, Bos Binance dengan tegas membantah tuduhan tersebut, mereka bersikeras hanya menargetkan pembekuan terhadap sejumlah akun "terbatas" atas "dana terlarang".
Binance menyebut tudingan yang dilontarkan Ray Youssef, CEO pasar kripto peer-to-peer NoOnes sebagai "FUD" penyebaran "ketakutan, ketidakpastian, dan keraguan."
Binance berdalih kebijakan pembekuan akun investor Palestina merupakan komitmen untuk mematuhi peraturan anti pencucian uang yang berlaku secara internasional dan berjanji akan terus mengedukasi pengguna mengenai cara bertransaksi dengan aman dan terjamin di platform mereka.
Baca juga: Israel Minta Bantuan Binance Bekukan Rekening Kripto Hamas
“Binance hanya membekukan akun-akun yang terkait dengan dana ilegal, sesuai dengan kebijakan anti pencucian uang yang diakui secara internasional,” jelas Richard Teng.
Komunitas Kripto Kecam Binance
Klarifikasi yang lontarkan oleh CEO Binance Teng tampaknya memicu reaksi keras dari komunitas kripto. Seorang pengguna bahkan menunjukkan bukti tangkapan layar yang mendukung klaim bahwa pembekuan dan penyitaan dana pengguna Palestina adalah perintah langsung dari IDF, yang juga sebelumnya telah diungkapkan oleh Youssef.
Lebih dari seribu komentar investor turut meragukan kebenaran pernyataan Teng. Terlebih Teng tak mengungkap berapa banyak akun investor kripto asal Palestina yang telah ditangguhkan Binance.
Sebagai bentuk protes, beberapa pengguna memutuskan untuk memindahkan dana mereka dan memboikot Binance. Di media sosial X, tagar #BoycottBinance sudah menggema dan digunakan dalam 29,2 ribu postingan.
Imbas aksi ini, Salah satu anggota komunitas dengan akun pseudonim @The Saviour membagikan tangkapan layar yang menunjukkan sekitar 44.808 Bitcoin senilai 2,6 miliar dolar AS telah ditarik dari Binance dalam 24 jam terakhir.
Selain itu token BNB yang terkait dengan ekosistem Binance ikut terkoreksi, anjlok sebesar 4 persen hingga harganya turun ke level 523,46 dolar AS per koin pada perdagangan kemarin (28/8/2024.