TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemilik mobil baru mungkin banyak yang belum tahu. Ternyata, fitur hiburan itu punya masa inreyen atau break in. Maksudnya, audio butuh adaptasi lantaran setiap suku cadang dibikin dari bahan statik alias tidak bergerak.
Meski, pada akhirnya komponen itu akan bergerak. Semisal, speaker bisa disebut sebagai sebagai elektromekanik. Ada bagian yang dialiri listrik, tapi juga ada yang bersifat mekanik. Makanya, satu unit speaker terdiri dari suspensi motor dan sasis.
Kerja suspensi naik-turun yang belum diketahui berapa kali gerakannya, seberapa cepat, lalu di bagian mana saja yang perlu kelenturan tinggi dan bagian mana saja yang perlu kelenturan rendah kalau diukur dari porosnya.
"Nah, di sinilah proses break in menjadi perlu," buka Utanto Wibowo yang akrab disapa Yung Yung. Ia melanjutkan, gampangnya seperti baju baru. Ketika baru dipakai kan enggak pas. Tapi, setelah satu atau dua bulan, baru enak di badan.
Untuk penggunaan audio di mobil baru, volume dengar normalnya dianjurkan 80-90 db selama kurang lebih 100 jam. Dalam masa ini, upayakan agar semua frekuensi bekerja, mulai dari terendah sampai tertinggi. Caranya, biasanya para installer mempunyai CD khusus untuk sistem audio yang baru di-install yang isinya hanya berupa dengungan dan lain-lain.
"Kalau saya biasanya pakai XLO Burn in CD. Dengan CD ini, semua frekuensi ditembak agar bekerja semua," tambah Yung Yung.
Hasilnya, audio yang sudah melewati masa inreyen, suara lebih halus dan detailnya terdengar. Silakan, buktikan.