Nah, ketika Tribunnews.com menekan habis pedal gas yang membuat jarum RPM melesat garis merah, perpindahan gigi menjadi lebih responsif setelah mesin meraung terlebih dulu.
Dony menjelaskan perpindahan gigi AGS diatur Transmission Control Modul (TMC). Modul ini yang membaca sedalam apa pedal gas ditekan. Kadang hasil bacaan TMC terhadap keinginan pengemudi belum selaras. Kerap pergantian gigi tidak berjalan sesuai kehendak pengemudi. Ujungnya, mobil berasa kurang mengimbangi apa yang dimaui pengemudi.
Full matik tapi perawatan ala manual
Jangan buru-buru memvonis ‘memelihara’ Karimun Wagon R dengan AGS bakal menguras isi kantong. Dony menjamin perawatan mobil imut ini tak bedanya dengan transmisi manual. ”Meski matik tapi Karimun ber-AGS tak butuh oli matik. Jadi soal biaya perawatannya enggak sama dengan mobil matik pada umumnya,” terangnya.
Di samping itu, kubu PT SIS mengklaim AGS lebih bertenaga dibanding jenis transmisi matik lainnya. Ricky Patrayudha, Assistant Dept. Head Aftersales SIS, menyebutkan transmisi AGS membuat tenaga mobil bisa digunakan sampai kadar 93-97 persen. Kadar itu sebanding dengan manual (97 persen) dan lebih tinggi dari transmisi matik (86 persen) dan CVT (88 persen).
Kesimpulan
Pilihan AGS tersedia di semua varian Karimun Wagon R, kecuali GA. Beda harganya dengan manual di kisaran Rp 8 juta. Rinciannya, harga Karimun Wagon R GL Rp 113 juta, GX Rp 120 juta, GS Rp 121,5 juta, dan Dilago Rp 122 juta.
Banderol yang sebanding bagi yang ingin menikmati sensasi berkendara dengan dual mode transmisi. Deputy Managing Director R4 SIS Davy J Tuilan mengatakan, konsumen seperti membeli dua mobil. “Buy one get two,” ucapnya.