TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejak diluncurkan pada September lalu di ajang Indonesia International Motor Show 2014, sedan Infiniti Q50 belum satupun menjaring konsumen.
Rekam penjualan model termurah Infiniti Indonesia itu tidak terekam data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) setidaknya selama 9 bulan.
Strategi Infiniti Indonesia membagi Q50 menyasar dua kelas berbeda, Q50 2.0L turbo dijual sebagai model termurah Rp 890 juta dan 3.5L hibrida dilepas Rp 1,5 miliar untuk konsumen yang lebih melek teknologi irit.
Hana Maharani, Manager Komunikasi Infiniti Indonesia, mengatakan, Q50 bermain di segmen ketat sebab diisi banyak pemain lama yang sudah punya nama.
Jagoan baru dengan banyak harapan itu belum bisa menghembus “nafas bantuan”, Hana mengungkap salah satu kendala utama yakni kesadaran masyarakat terhadap merek Infiniti masih kurang.
Selama ini diakui memang jalur promosi yang dilakukan masih below the line, belum ada iklan yang muncul ke permukaan seperti di televisi.
“Brand awareness masih jauh, masih banyak PR (pekerjaan rumah) kita. Market-nya memang ga ada tapi kami masih optimis,” ujar Hana, Rabu (1/7/2015).
Infiniti Indonesia rasanya perlu bergerak cepat memperbaiki hal ini, pasalnya kondisi sekarang cukup memprihatinkan. Sepanjang Januari – Mei 2015, Infiniti belum satu pun menjual mobil.
Data penjualan terakhir terekam hanya 8 unit sepanjang 2014, itu pun dengan catatan diler menebar diskon hingga ratusan juta rupiah.