TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG- Busi menjadi komponen vital pada kendaraan, baik pada roda dua maupun roda empat. Bunga api yang dipercikkan busi ke ruang bakar, membakar bahan bakar yang telah dikompresi oleh piston.
Namun di masyarakat, masih ada saja yang keliru membeli busi. Bukan busi asli tapi busi palsu. Agar terhindar dari risiko membeli busi palsu, ada baiknya Anda menyimak seperti apa ciri-ciri busi yang asli.
Kami mengambil sampel merk busi terkenal asal Jepang, NGK, yang diproduksi PT NGK Busi Indonesia.
Menjawab pertanyaan Tribunnews di sela pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016, Sabtu (20/8/2016), General Manager Sales & Marketing NGK Busi Indonesia, Agus Tan mengatakan, pada dinding busi NGK yang asli selalu terdapat cetakan kode.
Kode ini berupa kombinasi angka dan huruf tertentu yang kode tersebut hanya bisa dibaca oleh pihak internal NGK Busi Indonesia. Kode itu antara lain merepresentasikan kapan busi tersebut diproduksi dan diproduksi di pabrik mana.
Ciri berikutnya, cincin atau gasket pada busi yang palsu mudah dilepas jika diputar-putar mengikuti ulir pada alur busi.
"Pada busi yang asli, ring atau gasket ini tak mudah dilepas. Kalaupun bisa dilepas, sulit untuk dikembalikan lagi ke tempatnya," ujar Agus Tan.
Ciri lainnya pada busi NGK yang asli adalah tulisan pada dinding keramik busi palsu mudah mengelupas dan rusak. Pada busi NGK yang asli, tulisan tersebut tercetak permanen.
"Busi NGK yang palsu juga bisa dilihat pada warna keramiknya. Pada busi NGK yang palsu, warna keramiknya cenderung putih terang. Sementara pada busi NGK yang asli warna putihnya agak dof atau seperti putih susu," jelas Agus Tan.
Terakhir, busi NGK yang palsu material besinya tentu saja tidak memenuhi standar busi yang sebenarnya Drat atau alur ulirnya terlihat tidak bagus," ungkap Agus Tan.
"Memakai busi yang asli pasti lebih awet," tegas Agus Tan.
Untuk penggunaan pada sepeda motor, dalam kondisi pemakaian normal, jenis busi NGK tipe standar bisa dipakai hingga 10.000 sampai 11.000 km.