TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Pengendara mobil pribadi menolak rencana pemberlakuan sistem ganjil-genap di gerbang tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur ruas Jakarta-Cikampek.
Sebab aturan itu menyulitkan pengendara asal Bekasi yang hendak menuju Cikampek maupun Jakarta.
Seperti yang diungkapkan M. Surjaya pemilik kendaraan Toyota Vios B 1843 FBE ini.
Warga yang tinggal di daerah Jatimulya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi ini mengatakan, keputusan pemerintah akan membuat ruas jalan arteri semakin semrawut.
"Jalan arteri saja sudah macet, apalagi ditambah adanya pemberlakuan sistem ini," kata Surjaya pada Kamis (22/2).
Surjaya mengatakan, setiap hari dia selalu bertolak dari rumah menuju tempat kerjanya di daerah Deltamas, Cikarang Pusat.
Selama ini dia selalu menempuh perjalanan lewat tol Japek selama 1,5 jam.
Kadang bila kondisi lalu lintas di tol tidak bergerak, dia beralih ke jalur arteri lewat gerbang tol terdekat sebagai jalan alternatif.
Surjaya juga enggan beralih ke angkutan umum karena butuh beberapa kali transit. Dia mencontohkan, bila naik kereta commuter line dia harus ke Stasiun Bekasi Timur naik transportasi online.
Baca: Mulai 12 Maret, Tol CIkampek Diberlakukan Kebijakan Ganjil-Genap
Setibanya di Stasiun Cikarang, dia kembali naik transportasi online menuju Deltamas.
Selain tidak efisien, naik angkutan umum berkali-kali juga mengeluarkan uang yang cukup banyak.
"Kami minta pusat kaji ulang rencana itu, karena Kota Bekasi sempat menolak rencana ini sampai akhirnya ditunda. Namun sekarang bakal diterapkan," katanya.
Sementara itu Firdaus (35) pengendara mobil asal perumahan Pondok Mitra Lestari (PML), Jatiasih, Kota Bekasi mengatakan pemerintah harus menjamin dengan kebijakan ini bisa memberikan kepastian pengendara tiba ke tujuannya dengan cepat.
Jangan sampai, kata dia, kebijakan ini justru malah memindahkan titik kemacetan saja dari ruas tol ke jalan arteri.
"Kami berharap rencana pemerintah pusat betul bisa memangkas waktu perjalanan warga agar lebih cepat," kata Firdaus.