Laporan Reporter Kontan, Eldo Christoffel Rafael
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dicermati oleh pelaku industri otomotif Tanah Air. Bahkan, ada kemungkinan kenaikan harga jual apabila pelemahan terus terjadi.
Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, apabila rupiah terus melemah, akan ada dampak pada harga kendaraan, lantaran bahan baku otomotif yang biasanya dibeli dengan mata uang dollar AS akan terkena imbas.
"Saat ini belum naik harga jual, tapi pasti akan naik apabila nilai tukar naik terus," kata Soerjo kepada Kontan.co.id, Minggu (25/3/2018).
Sekadar informasi, nilai tukar rupiah sempat menyentuh Rp 13.816 pada awal Maret lalu. Jumat lalu (23/3), rupiah di kisaran Rp 13.782 per dollar AS, menjadikan pelemahan rupiah sebesar 1,67% sepanjang tahun berjalan ini.
Menurut Soerja, ambang batas kenaikan akan terus dicek sampai tiga bulan ke depan. Jika rupiah terus melemah, Toyota berencana menaikkan harga produk. "Pastinya akan ada efek pelemahan daya beli karena kenaikan harga jual itu memang tidak bisa dihindari," kata Soerjo.
Awal tahun ini, TAM sudah menaikan harga jual yang disebabkan penyesuaian tarif biaya balik nama (BBN) serta inflasi pada 2018. Namun, khusus model Rush dan Voxy, tidak ada kenaikan harga.
Baca: PO Gunung Harta Belanja 6 Bus Maxi Scania dan Mercedes-Benz untuk Remajakan 3 Trayek Bus Malam
Baca: Evalube Helios Merintis Go International Lewat Indonesia Retro Race
Sementara, menurut Mukiat Sutikno, Presiden Direktur PT Hyundai Motor Indonesia, pelemahan rupiah ini tidak baik bagi industri otomotif karena menyebabkan harga jual harus naik. Menurutnya, harga bahan baku otomotif masih banyak impor walaupun sudah dirakit di Indonesia atau completely knocked down (CKD).
"Kalau harga dollar AS terus menguat sekitar sebulan, saya rasa semua pemain akan menyesuaikan harga jual," kata Mukiat kepada KONTAN, Minggu (25/3).
Menurutnya, hal ini tentu akan menurunkan daya beli masyarakat. Namun, kenaikan harga tidak bisa dihindari mengingat perusahaan otomotif dikhawatirkan akan merugi. "Namun, untuk tahun ini Hyundai belum menaikan harga," kata Mukiat.