TRIBUNNEWS.COM - Jarang ada yang betah berlama-lama di belakang truk atau bus.
Tapi untuk menyalip kendaran besar seperti itu juga ada adabnya, agar sopir mengetahui posisi mobil yang hendak mendahului.
Ahmad Darwilis, pengemudi truk PT Pertamina Patra Niaga berbagi pengalamannya di jalan. Ia mengatakan, ketika hendak menyalip kendaraan besar seperti truk atau bus, pengemudi mobil atau pengendara sepeda motor baiknya melakukan komunikasi kepada sopir.
"Kalau untuk traffic-nya mau mendahului truk, lebih baik mereka menggunakan komunikasi, minimal kalau mau mendahului kasih sein kanan atau klakson," katanya di BSD City, Tangerang, Rabu (26/2/2020).
Pria yang sudah empat tahun membawa truk besar itu, melanjutkan penjelasan, dengan menyalakan sein dan klakson, maka membuat sopir lebih waspada.
Sebab tak jarang pengemudi atau pengendara justru asal saat mendahului.
"Kan banyak pengemudi yang kalau mau mendahului asal nyusul saja, padahal bisa saja di depan ada tikungan. Sebelum melakukan overtaking, kasih kode tersebut, jangan setelah mendahului baru klakson, jadinya kami tetap waspada," katanya.
Ahmad mengatakan, pengemudi truk pada dasarnya sudah terlatih mengetahui jika ada kendaraan lain ingin mendahului.
Pun sebaliknya, sopir truk atau bus juga punya kode jika kondisi belum aman untuk disalip.
"Kalau di depan tidak memungkinkan untuk menyusul biasanya kami (sopir truk atau bus) akan menyalakan sein kanan, menginformasikan supaya jangan menyusul kami (karena belum aman). Kalau kondisinya aman, biasanya kami kasih sein kiri atau menurunkan kecepatan," kata Ahmad.
Jika sudah mendapatkan tanda atau komunikasi ini dari sopir truk atau bus, kendaraan lain baru bisa menyusul dengan aman.
Tips
Training Director The Real Driving Center (RDC), Marcell Kurniawan memberikan beberapa tips saat berkendara di sekitar kendaraan besar terutama truk.
1. Hindari blind spot