Namun, justru ini membuat ruang bagi perusahaan seperti Carsome untuk berkembang.
Hal ini didukung oleh populasi kelas menengah di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang bertumbuh serta pergeseran preferensi terhadap mobil bekas secara umum.
Pandemi Covid-19 pun telah mempercepat digitalisasi dan adopsi e-commerce di bidang penjualan mobil bekas.
Baca juga: Mobil Seken Harga Mulai Rp 50 Jutaan Ditawarkan di Balai Lelang, dari Avanza Sampai Honda Jazz
Delly menjelaskan, sebelum tahun 2020, sektor digital ritel di Asia Tenggara butuh waktu 10 tahun hanya untuk tumbuh 3%.
Namun, saat pandemi, dalam waktu kurang dari satu tahun, angka pertumbuhan penetrasi digital ritel tersebut bisa mencapai 6%.
“Dari situ, kami yakin terhadap pertumbuhan industri mobil bekas,” imbuh dia, kemarin.
Berdasarkan Carsome Car Purchase Preference Survey, tipe mobil bekas yang paling dicari masyarakat Indonesia antara lain Multi Purpose Vehicle (MPV), SUV, dan Hatchback.
Sedangkan dari sisi merek, Toyota, Honda, dan Mitsubishi paling sering diburu oleh konsumen.
Terkait harga mobil bekas, Delly menyebut bahwa harga tersebut bervariasi dan tergantung kondisi mobil bersangkutan.
Namun, Carsome selalu menawarkan harga yang pasti tanpa ada biaya tersembunyi.
“Kemampuan kami mengolah data memungkinkan kami untuk memahami pergerakan pasar dan menentukan harga terbaik untuk mobil-mobil kami,” ungkap dia.
Baca juga: Cek Harga Seken Mitsubishi Pajero Sport, Honda CRV dan Sedan BMW di DKI Jakarta
Sebelumnya, Jany Chandra, Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) mengatakan, pihaknya menargetkan penjualan mobil bekas sekitar 10%--15% di tahun ini.
Sejauh ini, jenis mobil bekas yang paling banyak diminati konsumen adalah mobil penumpang.
Menurutnya, digitalisasi dalam bisnis mobil bekas sangatlah penting.