Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cuaca hujan dengan curah hujan yang tinggi bisa memicu genangan air di jalan raya serta mengurangi jarak pandang.
Jika permukaan ban tidak memiliki rongga atau jalur air lantaran tapak ban sudah aus alias gundul, tekanan air pada permukaan ban akan semakin tinggi.
Kondisi demikian bisa memicu ban berjalan mengambang di atas air dan meningkatkan risiko mobil tergelincir.
National Sales Manager Passenger Car Radial PT Hankook Tire Sales Indonesia Apriyanto Yuwono, mengatakan, ketika ban mendapat tekanan air yang besar dan kehilangan daya cengkeram, yang terjadi mobil akan kehilangan kendali.
Kondisi demikian disebut dengan istilah aquaplaning.
Aquaplaning dapat dipicu oleh dua kondisi. Pertama, mengemudi dengan kecepatan yang sangat tinggi dalam kondisi basah, biasanya terjadi di kecepatan 72 - 93 km/jam.
Kedua, tapak ban yang sudah tidak prima lagi. Maka, penting bagi pengemudi untuk berhati-hati saat berkendara pada cuaca hujan dan mengecek bannya secara berkala.
Ketika tapak ban sudah tidak solid, maka risiko mengalami aquaplaning menurun ke kecepatan 50 Km/jam.
Baca juga: Pengendara Waspada Saat Lewati Genangan Air Untuk Hindari Risiko Aquaplaning
Ban yang mampu melaju di kondisi basah harus memiliki pola tapak dengan jalur lurus untuk air, sehingga air dapat terpecah ke depan maupun ke belakang.
Maka desain pola, penempatan dan kedalaman tapak juga berpengaruh untuk meningkatkan cengkraman ban pada permukaan basah.
Ketika kedalaman tapak menyentuh angka 3.18 mm, maka ban tersebut sudah mulai kehilangan kemampuan traksi dalam kondisi basah.
Baca juga: Waspadai Risiko Aquaplaning di Tanjakan Legendaris Sitinjau Lauik
Semakin banyak air yang terpecah, maka ban akan menjadi lebih stabil dan tidak mudah mengalami slip di kondisi hujan.
Hankook Tire Indonesia selalu berinovasi untuk memberikan kenyamanan dan keselamatan berkendara untuk para penggunanya.
Dia mengatakan, untuk mengatasi aquaplaning, Hankook menciptakan teknologi positive aqua hydro block yaitu teknologi yang diterapkan pada pola ban dengan jalur lurus serta bercabang kiri-kanan.
Baca juga: ABB Dukung Shell Indonesia di Penyediaan Fasilitas Fast Charging Baterai Kendaraan Listrik
"Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi pengereman dalam kondisi basah," jelas Apriyanto.
Pola Blok Hydro Aqua Positif milik Hankook Tire telah didesain dan diuji coba melalui simulasi 3D hydroplaning sehingga kemampuan ban dalam memecah air lebih efisien, serta cengkraman terhadap jalanan juga lebih kuat.
Baca juga: Gres, DKI Jakarta Kini Punya 35 Bus Sekolah Ramah Disabilitas, Dilengkapi Wifi dan Kamera
Dengan positive aqua hydro block, air dapat terpecah ke samping kanan dan kiri. Teknologi tersebut memungkinkan pengurangan tekanan air yang diterima pada ban, sehingga ban tidak akan melaju di atas permukaan air.
Teknologi tersebut diaplikasikan pada ban Ventus S1 noble2 yang dirancang untuk segala musim.
Ban ini memiliki dua sabuk baja lebar untuk memastikan kekakuan tapak yang optimal, sehingga membantu kemudi lebih seimbang dan tenang.
Ban ini terbuat dari senyawa tapak silica baru, yang meningkatkan cengkraman di medan basah dan menurunkan resistensi gulir.
"Dengan teknologi ini, diharapkan dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang diakibatkan slip ban saat musim hujan," ujarnya.