News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

MotoGP Mandalika

MotoGP Terancam Batal, Sandiaga Uno: Indonesia Tidak Terima Diancam-ancam

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MotoGP Indonesia Grand Prix 2022.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dorna Sports mengancam membatalkan penyelenggaraan ajang balap motor internasional MotoGP jika harus karantina, bagaimana dengan Indonesia?

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menegaskan tidak terima, jika Indonesia diancam karena penerapan protokol kesehatan jelang perhelatan MotoGP di Mandalika pada 18-20 Maret 2022. 

"Kita ini negara hukum yang sudah menerapkan pengendalian pandemi Covid-19 sesuai kaidah terbaik. Kita sudah best practice," tutur Sandiaga saat Weekly Press Briefing di kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin (17/1/2022).

Baca juga: Presiden Jokowi Setuju Penonton di Sirkuit Mandalika Ditambah, Total Jadi 100.000 Orang

Karena itu, ucap Sandiaga, ia mewakili pemerintah Indonesia tidak terima jika diancam penyelenggaraan untuk MotoGP dibatalkan.

"Kalau ada pihak mengancam tidak akan menyelenggarakan MotoGP karena penanganan, bangsa ini bangsa yang diatur pemerintah secara hukum, kita fokuskan penanganan pandemi dan kebangkitan ekonomi, kita akan selesaikan kewajiban kita tapi kita tidak terima diancam," imbuh Sandiaga.

Sandiaga menjelaskan, para pelaku perjalanan dari luar negeri ke Indonesia, terutama untuk perhelatan MotoGP akan diterapkan dan dikembangkan travel bubble.

"Ini diterapkan menyeluruh ada periode karantina berlaku untuk kru, krew, ofisial MotoGP. Ini skema yang tepat, G20 sudah ujicobakan Desember 2021," tutur Sandiaga.

Sandiaga mengatakan, sistem bubble akan mampu untuk meningkatkan efektivitas penanganan pandemi dan memfasilitasi agar tetap memiliki fleksibilitas dari segi pelaksanaan.

Baca juga: Penonton MotoGP 100 Ribu, Menparekraf: Dialokasikan ke Penduduk Setempat

Sebelumnya, bos MotoGP, yang juga CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta menanggapi drama Novak Djokovic di Australia Open. Carmelo Ezpeleta, mengatakan bahwa ia bisa saja membatalkan balapan MotoGP di suatu negara jika mewajibkan menjalani karantina.

“Jika Anda memberi tahu kami bahwa kami harus menjalani karantina selama 14 hari, maka jawabannya jelas. Dalam hal ini kami tidak akan pergi ke sana,” jelas Carmelo Ezpeleta dikutip dari FPAL.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini