Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana Indonesia memperluas pasar ekspor kendaraan ke Australia dinilai tepat oleh Pengamat otomotif dan Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu.
Yannes menyampaikan, Indonesia harus dapat memanfaatkan aliansi dagang yang telah dibuat dengan Australia.
"Indonesia sudah membuat aliansi perdagangan IA-CEPA, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dengan Australia yang mulai berlaku pada 5 Juli 2020," tuturnya kepada Tribunnews, Jumat (4/2/2022).
Baca juga: RI Ekspor Mobil ke Australia, Baiknya Lewat Pelabuhan Patimban atau Tanjung Priok?
Selain ke Negeri Kanguru, Indonesia juga bisa semakin memperluas pasar ekspornya ke Selandia Baru dengan adanya Kawasan Perdagangan Bebas.
"Disamping itu juga ada potensi untuk ekspor ke Selandia Baru dengan sudah adanya Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN – Australia – Selandia Baru (AANZFTA)," jelas Yannes.
Potensi ekspor ini makin terbuka lebar usai berbagai pabrikan kendaraan hengkang dari Australia. Yang terakhir, General Motors (GM) berhenti produksi di sana pada 20 Oktober 2017.
Baca juga: Aston Martin Gandeng Saudi Aramco untuk Kembangkan Teknologi F1
"Dengan habisnya industri perakitan di Australia, maka potensi kekosongan pasar tersebut paling ekonomis diekspor dari Indonesia yang secara geografis paling dekat dengan Australia," ucap Yannes.