Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Pabrikan otomotif asal Amerika Serikat General Motors (GM) dan Daimler Truck Jerman pada Senin (28/2/2022) menangguhkan pengiriman mobil ke Rusia, akibat adanya invasi negara tersebut ke Ukraina.
GM mengatakan akan menangguhkan semua ekspor kendaraan ke Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Perusahaan tidak memiliki pabrik di Rusia, hanya menjual sekitar 3.000 kendaraan setiap tahun di sana dan memiliki eksposur rantai pasokan yang terbatas.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina: Konvoi Militer Rusia Sepanjang 64 Km Lebih, Ada Tank hingga Artileri
"Pikiran kami bersama rakyat Ukraina saat ini. Hilangnya nyawa adalah sebuah tragedi dan perhatian utama kami adalah keselamatan orang-orang di kawasan itu," ungkap GM dilansir dari Reuters, Selasa (1/3/2022).
Volvo Cars juga akan menangguhkan pengiriman mobil ke pasar Rusia hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Perusahaan asal Swedia ini menjadi produsen mobil internasional pertama yang melakukan penangguhan pengiriman mobil ke Rusia.
"Volvo Cars tidak akan mengirimkan mobil ke pasar Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut," ungkap Volvo.
Baca juga: Foto Satelit Perlihatkan Konvoi Militer Rusia Menuju Ibu Kota Ukraina, Membentang Sekitar 64 Km
Volvo telah menjual sekitar 9.000 mobil di Rusia pada tahun 2021, berdasarkan data industri.
Menyusul Volvo dan GM, Volkswagen juga menunda pengapalan mobil ke Rusia hingga pemberitahuan lebih lanjut.
"Pengiriman akan dilanjutkan segera setelah dampak sanksi yang dijatuhkan oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat telah diklarifikasi," kata juru bicara VW.
VW sebelumnya mengatakan akan menghentikan produksi selama beberapahari di dua pabrik Jerman setelah penundaan dalam mendapatkan suku cadang yang dibuat di Ukraina.
Daimler Truck juga menyampaikan akan membekukan kegiatan bisnisnya di Rusia dengan segera, termasuk kerjasama dengan pembuat truk Rusia Kamaz, yang 47 persen sahamnya dimiliki oleh konglomerat negara Rusia.
Selanjutnya, Mercedes-Benz Group juga mencari opsi hukum untuk melepaskan 15 persen sahamnya di Kamaz secepat mungkin, menurut surat kabar Handelsblatt.
Pembuat mesin truk AS Cummins Inc pada Senin (28/2/2022) juga menolak untuk membahas hubungannya dengan Kamaz, tetapi mengatakan pihaknya memperkirakan beberapa dampak terhadap bisnisnya di Rusia tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pada tahun 2006, Cummins setuju untuk memproduksi mesin untuk armada truk, bus dan alat berat Kamaz lainnya.