Pada bulan Maret, BYD juga setuju untuk berinvestasi hingga 3 miliar yuan atau 442 juta dolar AS di Chengxin Lithium Group Co. , pemasok yang memiliki proyek lithium di provinsi Sichuan China serta Argentina dan Indonesia.
Berdasarkan data dari perusahaan jasa keuangan Citigroup, BYD menyumbang 26 persen dari total penjualan kendaraan listrik di China, sementara Tesla menyumbang 11 persen.
Perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini menjual mobil dengan harga termurah mulai dari 96.000 yuan. Sedangkan harga kendaraan termurah yang dijual Tesla mencapai 280.000 yuan.
BYD mulai menjual EV unggulannya BYD Han di Brasil, menjalin perjanjian dengan mitranya untuk membuka dealer di Australia dan Selandia Baru, dan baru-baru ini mengungkapkan rencana untuk memasarkan produknya di beberapa negara termasuk Jerman, Israel, dan Thailand.
BYD bahkan mengincar pasar Jepang, di mana Toyota dan perusahaan otomotif besar lainnya tidak akan memproduksi EV dalam jumlah besar selama beberapa tahun akibat gangguan rantai pasokan.
Meski strategi perusahaan ini dianggap lebih mementingkan pertumbuhan luar negeri daripada profitabilitas jangka pendeknya, namun menurut analis otomotif senior Steve Man mengatakan ini adalah langkah BYD untuk masuk dan membangun skala bisnis yang lebih besar.
“Itulah strateginya: Cobalah masuk dan bangun skala yang lebih besar lagi. Mereka mengarahkan pandangan mereka ke luar China,” ujar Steve Man.