"Indonesia membutuhkan transportasi publik seperti kereta maupun bis. Progress yang dilakukan oleh PT INKA (membangun mobil listrik) tentunya menjadi cikal bakal Indonesia untuk membangun ekosistem berbasis electric vehicle dan harapannya yang memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sekitar 85 persen lokal dibandingkan mengimpor bis listrik," jelas Kartika.
Baca juga: Tekan Emisi Karbon, Chandra Asri Operasikan Bus Listrik Produk Dalam Negeri
Kartika juga menilai bus listrik PT INKA sudah bagus dari segi kenyamanan dan ditambah sudah mendapatkan SUT (Sertifikat Uji Tipe) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Dari kualitas, produk bis listrik sudah bagus mulai dari suspensi, akselerasi, bobot yang ringan dan juga sudah tersertifikasi mendapat izin dari SUT Kemenhub terkait kelaikan jalan dan sekarang tantangannya adalah percepatan produksinya," katanya.
Ia menyebutkan nanti, pengoperasian 53 bus sudah dikontrak oleh Damri dan akan dioperasikan pertama kali di G20 Bali, dan selanjutnya akan dioperasikan di Surabaya & Bandung.
"Kami juga bersama kementerian keuangan akan mendukung terkait sisi pendanaan serta pembiayaan bagi PT INKA," terang jebolan Dirut Bank Mandiri ini.
Sementara, Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro juga menyampaikan bahwa PT INKA (Persero) sudah membuktikan terkait bus listrik yang kualitasnya semakin baik dari produk generasi sebelumnya.
"Rencananya 30 unit bis listrik akan digunakan sebagai transportasi pada event G20 dengan skema Buy The Service," katanya.
Transformasi bisnis yang dilakukan INKA saat ini yakni kereta tram baterai.
Ia menyebut, INKA juga membuat produk pengembangan yakni bis listrik generasi 1 yang sudah di uji lintas di Madiun, di Jakarta serta di Labuan Bajo.
Budi menjelaskan bahwa skema pembiayaan Buy The Service. Pada proyek ini adalah BTS Kemenhub menunjuk DAMRI sebagai operator bis listrik buatan PT INKA (Persero) tersebut.
"Target pengoperasian bis setelah melayani event G20 pada Desember untuk dioperasikan di Surabaya & Bandung," katanya.
Ia menyebut biaya bus listrik juga tergolong efisien. "Terkait bis listrik generasi ke 1 sudah memiliki TKDN sekitar 42%," katanya.
INKA juga bekerja sama dengan perguruan tinggi & Dikti dalam proyek bis generasi ke 2 BLMP (Bus Listrik merah Putih) dengan target TKDN sekitar 56%.
Penambahan TKDN ini dengan asumsi bus akan menggunakan baterai lokal ABC yang dirakit oleh ITS dan PT INKA (Persero).
"Kami juga memohon bantuan untuk pembuatan komponen yang masih import seperti gardan (axle), steering agar dapat dibuat serta diproduksi di Indonesia seluruh jenis TIER dapat mencapai 100%," papar Budi.
Presiden Direktur PT Bakrie and Brothers Anindya Bakrie yang juga hadir pada kesempatan tersebut menyampaikan juga apresiasinya untuk bus listrik buatan PT INKA (Persero).
Menurutnya bus produksi PT INKA (Persero) memiliki kualitas bagus yang didukung juga dengan tingkat TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) yang semakin meningkat.
Reporter: Syamsul Ashar | Sumber: Kontan