News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jangan Asal Produksi Mobil Listrik, Pikirkan Juga Limbah Baterainya Yang Sangat Berbahaya

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang sedang melakukan pengisian daya baterai mobil listrik di SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) di Jalan Demang Lebar Daun, Palembang. Limbah baterai elektronik dan kendaraan listrik bila tidak dikelola dengan baik juga berpotensi membahayakan kesehatan manusia.

Melonjaknya produksi kendaraan listrik ternyata telah memicu adanya peningkatan limbah baterai bekas yang dapat merusak tatanan ekosistem lingkungan.

Keprihatinan inilah yang telah mendorong Suzuki Motor Corporation (SMC) untuk melakukan inovasi baru dengan mendaur limbah baterai lithium-ion.

Inisiatif tersebut muncul setelah produksi sampah baterai bekas yang ada di Jepang meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir.

Meski baterai lithium-ion berperan besar bagi industri otomotif Jepang, namun kehadiran baterai sekali pakai ini juga turut menyumbang dampak negatif bagi lingkungan.

Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan bahan kimia beracun seperti merkuri, nikel, dan cadmium yang ada pada sisa baterai lithium-ion. Apabila kandungan tersebut larut dalam ke dalam tanah atau sistem air, tentunya dapat mencemari ekosistem lingkungan.

Untuk menangani masalah lingkungan tersebut, Suzuki berinisiatif untuk mengubah sisa limbah baterai lithium-ion dari kendaraan End of Life Vehicles (ELV) menjadi lampu jalan bertenaga surya.

Nantinya baterai lithium-ion dari mobil bekas Suzuki akan dikumpulkan, sisa energi yang terkandung dalam baterai kemudian diubah menggunakan teknologi baru yang dibuat oleh Suzuki.

Meski pihak Suzuki enggan untuk membocorkan rincian lebih lanjut mengenai cara kerja teknologi ini, namun menurut Auto Evolution dengan teknologi baru tersebut nantinya sepuluh baterai lithium-ion bekas dari kendaraan listrik Suzuki bisa dijadikan satu lampu jalan bertenaga surya.

“Teknologi ini akan membantu membuka jalan bagi penggunaan baterai lithium-ion kecil yang lebih efektif di masa depan,” ujar perwakilan Suzuki.

Munculnya inovasi ini lantas mendapat dukungan dari pemerintah Jepang, bahkan untuk mendukung keberlanjutan program daur ulang lithium-ion, pemerintah jepang memberikan bantuan pendanaan untuk Suzuki.

Setelah berhasil dikembangkang di Jepang, rencanannya hasil penelitian program tersebut akan disebarluaskan Suzuki ke sejumlah negara di dunia, hal ini dimaksudkan untuk mendorong pengembangan energi berkelanjutan yang dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar. (Kompas.com/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini